pengujian produk inovasi kesehatan memiliki risiko kegagalan yang tinggi
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mempercepat komersialisasi hasil riset dan inovasi sehingga bisa segera dirasakan manfaatnya oleh para pemangku kepentingan, termasuk industri dan masyarakat.

"Karena ini wajib dilakukan bersama pelaku usaha, maka secara alami mendorong inovasi sesuai kebutuhan masyarakat," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Hingga saat ini, BRIN telah meluncurkan sembilan skema hibah riset yang dibuka untuk semua pihak. Sebanyak lima di antara sembilan skema hibah riset itu, untuk mendukung pengujian produk inovasi kesehatan, pertanian, dan teknologi lainnya.

Ia menuturkan skema hibah riset tersebut penting untuk memfasilitasi dan mempercepat proses komersialisasi dari inovasi hasil riset.

Program Fasilitasi Pengujian Produk Inovasi Pertanian dirancang guna mengakselerasikan dalam menghasilkan produk inovasi pertanian, dalam konteks yang luas, termasuk bidang perikanan, mendorong sinergisme dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga litbang, perguruan tinggi, lembaga pengujian dan industri.

Fasilitasi Pengujian Produk Inovasi Kesehatan (PPIK) salah satu komitmen BRIN terhadap pengujian produk inovasi kesehatan pada uji klinis yang membutuhkan anggaran cukup besar.

Baca juga: BRIN lakukan penguatan riset melalui skema hibah

Proses uji klinis juga bersifat kompleks yang melibatkan berbagai pihak, seperti regulator, industri, peneliti, rumah sakit, dan laboratorium pengujian.

Menurut Handoko, tingginya kemungkinan kegagalan pengujian produk menjadi penyebab hasil inovasi para periset Indonesia belum dapat termanfaatkan dengan baik.

"Tidak hanya terkait pembiayaan, pelaksanaan pengujian produk inovasi kesehatan memiliki risiko kegagalan yang tinggi," ujarnya.

Beberapa kendala dalam pelaksanaan pengujian produk inovasi kesehatan, antara lain ketidakpastian waktu, biaya riset obat, obat tradisional, vaksin, dan alat fasilitasi pengujian produk inovasi kesehatan yang tinggi serta tingkat keberhasilan uji klinik yang rendah.

Untuk itu, BRIN menghadirkan berbagai skema atau program fasilitasi pengujian produk inovasi untuk mendukung percepatan komersialisasi produk riset dan inovasi.

BRIN juga mengajak pemangku kepentingan terkait, seperti swasta atau industri, untuk mempercepat proses komersialisasi hasil riset dan inovasi sehingga produk riset dan inovasi dapat segera digunakan seluas-luasnya oleh masyarakat.

Ia mengatakan komersialisasi dan pemanfaatan hasil riset dan inovasi akan bermanfaat bagi Indonesia untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat pascapandemi COVID-19.

Baca juga: BRIN dukung hasil riset sampai tahap komersialisasi
Baca juga: Menteri LHK minta komersialisasi hasil litbang Kehutanan diperbanyak

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022