Solo (ANTARA) - Kehilangan sang buah hati tak lama setelah menghirup hangatnya udara dunia, membuat Maria Goretti Sumiyati dilanda kesedihan tak berujung. Buah hati yang nantinya bakal menjadi penerus kisah hidupnya, harus lebih dulu bertemu dengan Sang Pencipta.

Kesedihan itu membuat dirinya hampa. Hari-hari dilalui hanya dengan merenung sembari memikirkan apa yang tengah dilakukan anaknya bersama Tuhan di surga sana.

Namun pada satu titik ia menyadari, bahwa Tuhan lebih sayang dari dirinya. Perempuan asal Cilacap itu lantas mencoba berbagai hal baru untuk menutupi kesedihannya. Salah satunya lewat olahraga yang sedikitnya membuat dia mampu menghapus kepahitan hidup.

Maria adalah seseorang atlet tuna daksa. Sebelumnya dia adalah perempuan nondifabel yang harus merelakan kakinya diamputasi setelah terserempet kereta sekitar tahun 2003.

Medio 2014, Maria mendapat ajakan untuk bergabung bersama National Paralympic Commitee (NPC) DKI Jakarta. Awalnya dia menolak ajakan tersebut, tapi seiring waktu berjalan Maria akhirnya menerima pinangan tersebut.

"Saat itu ada yang ngajak saya olahraga. Ya, di situ saya ikut dari pada mikirin ini, yuk kita bangkit, olahraga saja. Saya latihan sambil sedih-sedih," ujar dia sesaat setelah mengantongi medali emas cabang olahraga kursi roda klasifikasi T54 nomor 400 meter ASEAN Para Games 2022.

Awalnya, Maria mencoba sejumlah cabang olahraga paralimpiade seperti badminton dan lain-lain, tetapi merasa tidak cocok. Ia lebih suka olahraga yang mengandalkan tenaga. Ia pun mantap memilih balap kursi roda.

Ternyata, untuk adaptasi dengan alat pun tidak mudah. Ia memerlukan waktu sedikitnya hingga satu tahun untuk bisa mengenakan sarung tangan sebagai pusat kekuatan untuk mengayuh setiap putaran.

Olahraga balap kursi roda mengandalkan tangan untuk memutar roda. Sementara klasifikasi T54 adalah untuk atlet lintasan kursi roda yang memiliki fungsi penuh di tubuh mereka dengan gerakan kaki yang terpengaruh sedang atau tinggi atau tidak adanya anggota badan. Atlet menghasilkan tenaga melalui berbagai gerakan tubuh dan lengan. Kaki tidak berperan dalam balapan.

Pada debutnya di Kerjunas Solo pada 2015, Maria langsung menyabet tiga emas. Ia memenangi nomor 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.

Penghabisan

Maria Goretti Sumiyati berteriak lepas. Berulang kali dia memekikkan nama Indonesia setelah menjadi yang tercepat pada balap kursi roda klasifikasi T54 nomor 400 meter ASEAN Para Games 2022. Kebahagiaan terpancar dari setiap kerut wajahnya.

Pada ASEAN Para Games 2022, ia turun pada tiga nomor yakni 100, 200, dan 400 meter. Pada nomor 100 meter ia harus puas dengan medali perak. Catatan waktunya berhasil diperbaiki saat turun pada nomor 200 meter setelah menjadi yang tercepat.

Ia semakin tak terbendung ketika turun di nomor 400 meter. Dalam laga final itu, Maria langsung melesat melampaui rival-rivalnya setelah sekitar 100 meter dari titik start.

Baca juga: Maria Goreti bersinar di lintasan atletik Stadion Manahan

Selanjutnya : Maria sudah tak terkejar ...

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022