Brisbane (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith memberi sinyal dukungan pada seruan Sekjen PBB Ban Ki-moon kepada masyarakat dunia untuk pengumpulan dana darurat bagi rekonstruksi wilayah Gaza yang porak-poranda akibat serangan membabi-buta militer Israel selama 22 hari baru-baru ini.

Sinyal dukungan pemerintah Australia itu disampaikan Menlu Smith dalam wawancaranya dari Addis Ababa dengan jaringan ABC-Radio Nasional, Jumat. Menlu Smith berada di ibukota Ethiopia itu untuk menghadiri KTT ke-20 Uni Afrika yang merupakan forum ekonomi dan keamanan terpenting untuk Afrika.

"Jelas kami sangat bersimpati pada seruan Sekjen PBB ... Kami akan memberikan kontribusi. Soal kontribusi dan besarannya, kami tentu punya penilaian mengenai hal itu. Tapi kami juga (mau) melihat apa yang akan dilakukan negara-negara lain," katanya.

Menlu Smith lebih lanjut mengatakan, Australia juga ingin mengetahui bantuan apa yang paling tepat, termasuk apakah bantuan dalam bentuk uang atau dalam bantuan teknis.

Sejauh ini pemerintah Australia sudah berkomitmen memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza sebesar 10 juta dolar Australia. "Saya fikir rakyat Australia menginginkan kita menjadi bagian dari warga dunia yang baik," katanya.

Seruan Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk pengumpulan dana bantuan darurat senilai 613 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk pembangunan kembali Gaza itu disampaikannya di depan peserta Forum Ekonomi Dunia di kota Davos, Swiss, pekan ini.

PBB memperkirakan setidaknya 21 ribu rumah warga Palestina hancur lebur maupun rusak parah di Gaza akibat serangan udara dan darat militer Israel.

Dalam setahun terakhir, pemerintah Australia telah melipatgandakan bantuannya kepada rakyat Palestina hingga mencapai hampir 50 juta dolar Australia.

Hanya saja, dalam menyikapi gempuran tentara Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza baru-baru ini, pemerintah Australia secara konsisten membela Israel dan menyalahkan Hamas.

Dalam hal ini, Perdana Menteri Kevin Rudd menganggap organisasi perjuangan rakyat Palestina, Hamas, sebagai "kelompok teroris" dan pemicu sengketa. Sebaliknya PM Rudd menganggap serbuan tentara Israel sebagai "hak bela diri".

Bagi pemerintah Australia, eksistensi negara Israel sudah final dan "mutlak dihormati". (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009