Jakarta (ANTARA News) - Promotor tinju profesional Indonesia, Dondon Sugiarto yang telah diberikan rekomendasi oleh Federasi Tinju Internasional (IBF) untuk menggelar partai tinju Dunia kelas terbang mini antara M. Rachman (Indonesia) lawan Omar Soto (Meksiko) di Indonesia, akhirnya menyatakan tidak sanggup mendanai partai tersebut. "Saya tidak sanggup untuk menggelar partai itu, walaupun telah diberikan kepada saya opsi untuk pertandingan itu dari promotor Guilty Promotion yang semula memenangkan lelang dengan harga 26.000 dolar AS," kata Dondo yang dihubungi melalui telepon selulernya dari Jakarta, Jumat. Menurut Dondon, sejak awal memang memang dirinya tidak ingin mengambil opsi pertandingan M. Rahman yang sempat gagal dilaksanakan di Amerika, 27 Januari lalu. Namun Promotor dari Tenggarong, Kabupaten Kutai Negara, H.M. Arsyad menyatakan kesediaannya untuk mengambil opsi tersebut dengan mengganti pembayaran sebesar Rp 250 juta kepadanya sebagai penerima opsi dari IBF. "Ntah kenapa H.M. Arsyad itu tiba-tiba membatalkan untuk membayar kompensasi kepada saya dan dia (H.M Arsyad) menyatakan bahwa dirinya akan meminta kepada IBF untuk lelang ulang partai tinju dunia kelas terbang mini itu," ujar Dondo. Promotor H.M. Arsyad yang juga sebagai pengawai Pemda Kutai kertanegara dan telah berhasil mengantarkan Chrisjohn dalam mempertahankan sabuk juaranya dari petinju Juan Manuel Marquez dari Meksiko di kota Tenggarong, 4 Maret Lalu, ketika dicoba dihubungi melalui telepon selulernya ternyata tidak aktif. Perwakilan PABA untuk Indonesia, Tuorino Tidar yang telah ditunjuk untuk menjadi penata tanding partai tinju dunia kelas terbang mini di Indonesia, sempat keget ketika diinformasikan bahwa dua promotor tinju Indonesia itu menolak untuk mengambil opsi yang telah diberikan IBF. "Ada apa dengan mereka, sangat disayangkan kalau memang benar, kedua promotor itu tidak sanggup mengambil opsi tersebut dan itu harga yang termurah untuk partai dunia. Malu kalau kita meminta lelang ulang," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006