Namun yang terpenting, umat manusia seharusnya memetik pelajaran dari Nagasaki dan Hiroshima.

5 miliar mati

Namun jika kini sejumlah pemimpin Rusia menyatakan tidak mengesampingkan serangan nuklir ketika tak ada seorang pun di Ukraina melakukan kebiadaban seperti dilakukan Nazi Jerman dan fasisme Jepang semasa Perang Dunia Kedua, maka pernyataan itu sangat berlebihan.

Dalam konteks perang Ukraina itu sendiri tak ada sejengkal wilayah negara lain yang dianeksasi Ukraina seperti dilakukan Jerman dan Jepang pada Perang Dunia. Pun tidak ada pembasmian etnis seperti terjadi pada Perang Dunia Kedua.

Namun yang terpenting, umat manusia seharusnya memetik pelajaran dari Nagasaki dan Hiroshima.

226 ribu manusia yang kebanyakan tak berdosa termasuk anak-anak dan wanita, tewas seketika oleh hanya dua buah bom atom, sementara radiasinya menyengsarakan mereka yang selamat selama hidupnya, mulai dari terserang kanker, melahirkan anak-anak yang lahir cacat sejak dalam kandungan, sampai mengalami kelainan otak.

Dan itu baru dari dua bom atom.

"Little Boy", nama bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada 9 Agustus 1945, melepaskan energi 15 kiloton yang setara dengan 15 ribu ton TNT.

Ketika bom ini dijatuhkan, tercipta efek ledakan serupa awan raksasa sebentuk jamur yang kemudian disebut "awan jamur" setinggi 7,6 kilometer, sedangkan "Fat Man" yang dijatuhkan di Nagasaki pada 6 Agustus 1945, memiliki kekuatan ledakan 21 kiloton.

Ternyata kedua bom atom itu kalah dahsyat dibandingkan dengan bom-bom nuklir saat ini.

B83 misalnya, bom nuklir milik AS ini bisa melepaskan energi setara 1,2 juta ton TNT atau 80 kali lebih kuat dari "Little Boy".

Uni Soviet yang arsenal nuklirnya diwariskan kepada Rusia, memiliki bom nuklir Tsar Bomba yang bisa melepaskan energi sebesar 50 megaton atau 3.300 kali lebih dahsyat dari "Little Boy".

Jika Tsar Bomba diledakkan, akan tercipta "awan jamur" setinggi 39 km atau empat kali tinggi puncak gunung tertinggi dunia, Mount Everest. Jika misalnya Tsar Bomba meledak di Jakarta, maka "awan jamur"-nya akan terlihat sampai Semarang.

Wajar jika Badan Perlucutan Senjata PBB (UNODA) menyatakan sebuah bom nuklir bisa memusnahkan seketika sebuah kota besar dan menewaskan jutaan manusia penghuninya, selain merusak lingkungan serta kehidupan generasi mendatang.

Penelitian terbaru yang dibuat para ilmuwan berbagai lembaga ilmiah dan perguruan tinggi lintas benua yang diterbitkan jurnal Nature pada 15 Agustus 2022 menguatkan pandangan UNODA.

Para ilmuwan itu menyimpulkan, jika India dan Pakistan yang sama-sama memiliki senjata nuklir, terlibat dalam perang nuklir, maka bakal menewaskan 2 miliar manusia. Sedangkan jika AS dan Rusia berkonfrontasi nuklir, maka korban mati mencapai 5 miliar jiwa atau lebih dari 2/3 penduduk Bumi.

Selain itu, jelaga atmosfer akibat ledakan senjata nuklir akan merusak iklim Bumi yang di antaranya siklus panen global sehingga menciptakan krisis pangan yang jauh lebih hebat dari saat ini.


Baca juga: Peringati Hiroshima, Indonesia berkomitmen untuk perdamaian dunia
Baca juga: Paus di Nagasaki desak penghapusan senjata nuklir


Selanjutnya: Senjata nuklir snti kehidupan

Copyright © ANTARA 2022