Hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa (penyebabnya) itu merupakan kombinasi dari berbagai faktor alam
Widuchowa (ANTARA) - Ketika ribuan ikan mati di dekat tepian Sungai Oder di Desa Widuchowa, Polandia barat, 11 Agustus lalu, penduduk setempat sadar bahwa bencana ekologi itu sedang menuju Laut Baltik.

Tindakan pemerintah untuk mengatasi bencana itu dinilai sangat terlambat oleh banyak ilmuwan.

"Ini adalah lima hari tersulit dalam hidup saya," kata Pawel Wrobel, Wali Kota Widuchowa, sekitar 400 km dari kota pertama yang melaporkan kematian ikan.

"Tak pernah terbayangkan saya mengalami malapetaka seperti ini, seperti yang kerap Anda lihat di film-film bencana," katanya.

Dibantu masyarakat setempat, dia mengumpulkan puluhan garpu rumput, yang biasa dipakai memanen kentang, untuk menyingkirkan ikan mati dari sungai yang memisahkan Polandia dan Jerman itu.

Baca juga: Utusan PBB soroti pentingnya penanggulangan bencana, iklim bersamaan

"Kami tak tahu bagaimana melakukannya dan dengan alat apa, kami belajar dari kesalahan kami," kata Wrobel.

Pada 12 Agustus, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki memecat kepala otoritas pengelolaan air nasional dan kepala inspektorat jenderal lingkungan karena institusi mereka dinilai terlambat bertindak.

Terlepas dari banyaknya uji sampel ikan dan air yang dilakukan di Polandia dan luar negeri, dan hadiah 1 juta zloty (sekitar Rp3,14 miliar) bagi mereka yang mengetahui sumber pencemaran, masih belum jelas apa yang meracuni Oder, sungai terbesar kedua di negara itu.
Ikan-ikan mati terlihat di Sungai Oder yang diyakini akibat pencemaran air di desa Widuchowa, Polandia, 18 Agustus 2022.(ANTARA/Reuters/Kuba Stezycki/as)


"Di satu sisi, kami fokus pada bagaimana menghentikan apa yang terjadi, dan di sisi lain, menemukan penyebab situasi ini," kata juru bicara kementerian iklim Aleksander Brzozka.

Para peneliti di Jerman dan Kementerian Iklim Polandia telah menuding ledakan populasi ganggang beracun sebagai kemungkinan penyebab kematian ikan secara massal.

"Hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa (penyebabnya) itu merupakan kombinasi dari berbagai faktor alam," kata Brzozka.

'Ada Sesuatu yang Salah'

Penduduk setempat mengatakan bahwa dinas pemadam kebakaran dan pasukan keamanan yang dikerahkan pemerintah untuk menyingkirkan berton-ton ikan mati tidak disiapkan untuk menghadapi apa yang terjadi di sungai itu.

Bau di sekitar perairan begitu menyengat sehingga sebagian besar dari mereka muntah selama bertugas, menurut keterangan penduduk desa.

Usaha setempat pun ikut terdampak.

Ketika Piotr Bugaj, seorang pemancing hobi dan pemilik kapal, galangan dan kamar sewaan di Oder, mendengar apa yang akan terjadi, dia memutuskan untuk menutup sementara bisnisnya.

Dia meminta tamu-tamunya dari Republik Ceko untuk meninggalkan perairan dan membatalkan semua pesanan kamar dari pelanggan.

Para turis dari seluruh Eropa mengunjungi Widuchowa untuk menikmati pesona alam liar dan keragaman populasi ikan besar seperti lele dan pike-perch.

Bugaj mengaku berharap yang mati hanya ikan-ikan di permukaan.

"Namun saat ini, tak seorang pun memeriksa apa yang terjadi di dasar sungai," kata dia.

Pemerintah Polandia telah menjanjikan bantuan bagi mereka yang terdampak.

Aktivis setempat Piotr Piznal telah mendedikasikan hidupnya untuk memotret kehidupan alam liar di sekitar Oder. Selama sepekan terakhir, dia telah mendokumentasikan bencana itu.

"Ini sulit karena faktanya, dunia yang kami amati dan kami potret selama bertahun-tahun mulai lenyap," kata dia.

"Saya pikir setelah apa yang terjadi di Oder akan diperlukan waktu bertahun-tahun untuk memulihkan ekosistem… Semuanya harus dimulai dari nol agar berfungsi seperti sebelum saat ini," katanya.

Sementara itu, kekhawatiran menyebar di kalangan penduduk setempat.

"Ikan-ikan yang mati telah memperingatkan kita bahwa ada sesuatu yang salah," kata Sylwia Palasz-Wrobel, istri Wali Kota Widuchowa, sambil berdiri di samping suaminya di tepi Sungai Oder.

"Jika ikan-ikan hilang, siapa yang memberi tahu kita jika nanti ada bencana terjadi? Kita ingin tahu siapa yang bertanggung jawab atas hal ini," kata dia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kematian ikan secara massal di Danau Maninjau akibat belerang
Baca juga: 10 ton ikan di Danau Maninjau mati massal

 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022