Jakarta (ANTARA) - Lembaga medis dan kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyampaikan kritik atas penutupan tujuh organisasi hak asasi manusia (HAM) di Palestina oleh Israel dan mengatakan langkah tersebut patut dikecam.

Hal itu dikatakan Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut dia, langkah yang diambil Israel itu dilakukan untuk membungkam aktivis Palestina yang menyuarakan pendapat kritis terhadap kesewenang-wenangan pihak keamanan Israel.

Dia pun mengatakan bahwa langkah sebagian anggota Uni Eropa yang menyampaikan keberatan terhadap penutupan itu patut diapresiasi.

“Sikap Uni Eropa yang keberatan dengan penutupan tujuh kantor organisasi HAM Palestina patut kita apresiasi. Namun, kami harap Uni Eropa tidak cukup dengan menunjukkan sikap tidak nyaman atas langkah Israel tersebut, tapi harus dengan tegas dan mendesak Israel agar menghentikan keputusan yang melanggar hak demokrasi dan hukum internasional,” katanya.

Sebagai organisasi yang menaruh perhatian terhadap bidang kemanusiaan dan perdamaian, kata Sarbini, MER-C akan terus memantau perkembangan kemanusiaan di Palestina.

“Sekecil apa pun pelanggaran yang dilakukan pihak Israel terhadap Palestina tidak boleh kita biarkan dan abaikan,” tambahnya.

Israel telah menutup tujuh organisasi Palestina dan menuduh mereka menyalurkan bantuan kepada kelompok militan, menurut laporan Reuters.

Ketujuh organisasi itu, kata MER-C, adalah Addameer Prisoner Support and Human Rights Association, Al Haq, Bisan Center for Research and Development, Defense for Children International-Palestine, Health Work Committees (HWC), Union of Agricultural Work Committees (UAWC), dan the Union of Palestinian Women’s Committees (UPWC).

Israel menuduh organisasi-organisasi tersebut terafiliasi dengan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) yang ditetapkan sebagai organisasi teroris.

Baca juga: MER-C serukan Indonesia-PBB hentikan penyembunyian syuhada Palestina
Baca juga: MER-C: Indonesia bisa berperan lebih besar untuk kemerdekaan Palestina


Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022