Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Yuri O Thamrin mengatakan, Deplu tengah mengupayakan akses konsuler untuk mengetahui identitas dan motivasi tiga pemuda asal Papua yang mendarat di salah satu pulau di Propinsi Manus, Papua Nugini (PNG). "Kita (Deplu -red) telah menugaskan Kuasa Usaha Ad Interm di Port Moresby untuk mengusahakan akses konsuler agar dapat diketahui identitas dan motivasi tiga pemuda itu, tetapi hingga kini belum ada informasi. Bahkan Deplu setempat pun belum tahu," kata Yuri di Jakarta, Selasa. Menurut dia, Senin sore (27/3) ada informasi dari KBRI di Port Moresby dan Konsul di Vanimo mengenai tiga pemuda asal Jayapura yang menggunakan perahu motor tempel mendarat di salah satu pulau di Propinsi Manus, PNG. Yuri juga mengatakan, kabar terakhir menyebutkan ada 47 orang lainnya yang berada di perairan sekitar Propinsi Manus. Lebih lanjut dia mengatakan, situasi di Papua saat ini sangat kondusif sehingga tidak ada alasan apapun untuk merasa dikejar-kejar. "Situasi di Irian Jaya tentu saja sangat kondusif, tidak ada alasan untuk merasa dikejar-kejar karena pemerintah kita (Indonesia -- red) di setiap tingkatan telah memberikan jaminan," katanya. Dikatakan, Pemerintah PNG melihat permasalahan itu sebagai masalah dalam negeri Indonesia. "Dan kalau dilihat dari track record (rekam jejak -red) kerjasama Indonesia-PNG sangat baik dan erat," katanya. Saat ditanya mengenai kemungkinan tiga pemuda itu mengajukan suaka politik, Yuri mengatakan, untuk menyampaikan permintaan suaka politik haruslah ada faktor pemicu yang kuat. "Kita (Deplu -red) belum tahu apa alasannya," katanya, sambil sekali lagi menegaskan situasi di Papua saat ini kondusif. Sementara itu menjawab pertanyaan mengenai sinyalemen adanya sekelompok mahasiswa menyeberang ke PNG, Kapolda Papua Irjen Pol. Drs Tommy Yacobus mengaku sampai kini belum ada informasi pasti mahasiswa yang menyeberang ke PNG. Pasca-insiden Kamis kelabu (16/3) yang mengakibatkan empat aparat polisi dan satu personel TNI-AU meninggal dunia, 19 polisi dan enam warga sipil luka-luka, dikabarkan para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan penduduk sipil yang terlibat dalam kerusuhan berdarah di Abepura tampaknya telah menyeberang ke perbatasan negara tetangga PNG untuk menghindari kejaran aparat keamanan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006