Sidoarjo (ANTARA) -
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan komplek makam guru pendiri Nahdlatul Ulama yang berada di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu.
 
"Saya juga santri, itulah kenapa saya juga merekrut santri menjadi anggota TNI AD dan juga menggelar liga santri. Ada akidah syariah dan akhlak santri, sehingga jadi tentara minimal akhlak terjaga jadi tentara tidak sakiti dan lukai rakyat," katanya saat peletakan batu pertama pembangunan komplek makam guru pendiri NU di Guspusjat Optronik II Puspalad di Sidoarjo, Jawa Timur.
 
Ia mengatakan, luasan lokasi tersebut sekitar 21 hektare dan dari paparan lahan tersebut milik negara bisa digunakan karena untuk kepentingan umat.
 
"Untuk umat jangan berfikir, lakukan. Lahan terlalu kecil, kalau perlu pindah semuanya 21 hektare karena lahan milik kodam banyak," katanya.
 
Ia mengatakan, dengan luasan yang cukup maka bisa digunakan untuk parkir bus tidak hanya kendaraan kecil saja.
 
"Kalau anak buah saya TNI AD untuk kepentingan umat minta semuanya diberikan, apalagi yang punya negara," katanya.

Baca juga: Kasad tinjau kesiapan pengamanan G20 di Belitung
 
Ia mengatakan, upaya revitalisasi tersebut sebagai bentuk kepedulian dan sangat penting punya sesepuh leluhur yang imannya kuat dengan akhlak luar biasa untuk perjuangan luar biasa sebagai gambaran generasi penerus
 
"Sejarah di sinilah pesantren pertama leluhur NU itu ada sehingga tergerak generasi akan datang," katanya.
 
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan revitalisasi di makam tersebut sebelumnya sempat akan dilakukan pada saat pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
 
"Pondok Pesantren Sono yang di dalamnya ada makam guru pendiri NU tersebut merupakan salah satu dari pondok tertua di Jatim. Jadi sebelum santri mondok ke ulama Syaichona Cholil Bangkalan terlebih dahulu nyantri di Pondok Sono dan Pondok Siwalan Panji di Sidoarjo," ujarnya.
 
Ia mengatakan, hampir semua rujukan kitab baik tingkat kabupaten dan nasional semuanya berinduk di Pondok Sono.
 
"Para ulama salah satunya KH Hasyim Asy'ari pendiri NU di Pondok Pesantren Tebu Ireng," pernah nyantri di Pondok Sono ini," ujarnya.
 
Ia mengatakan, sejak zaman Jepang sisa dari Pondok Sono tersebut adalah komplek makam tersebut.
 
"Di makam tersebut dimakamkan tokoh besar seperti KH Muhayyin, KH Zarkasi, KH Abu Mansyur, KH Said. Nah KH Said ini merupakan orang tua dari KH Ali Mas'ud ulama besar yang ada di Sidoarjo," katanya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kepala Kemenag Jatim, Ketua PWNU Jatim.

Baca juga: Kasad resmikan rutan "supermaximum security" di Pomdam Siliwangi

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022