Fakta Baru
 
Teknologi mobile acces dari HID Global (ANTARA/Ho/HID Global)





Pihak HID Global selain menemukan empat tren terbaru, pihaknya bersama dengan IFSEC Global juga menemukan adanya fakta terbaru yang dimana banyak perusahaan masih mempertahankan untuk menggunakan piranti identifikasi identitas (kredensial) yang tergolong kuno.

Dia menjelaskan bahwa sebagaimana kita ketahui bersama, kredensial versi lama tidak dienkripsi dan jauh lebih mudah untuk diduplikasi sehingga faktor keamanannya sangat rentan.

"Berbeda dengan opsi yang lebih modern seperti Seos, iCLASS atau MIFARE DESFire EV3 yang memiliki lebih banyak fitur keamanan, terenkripsi, menerapkan otentikasi timbal balik sehingga jauh lebih aman," jelas dia.

Dari sisi penggunaan teknologi / piranti identifikasi identitas (kredensial), survei menemukan bahwa industri paham bahwa dibanding 10-15 tahun yang lalu, mereka kini memiliki banyak sekali pilihan, tak hanya sistem elektronik ID cards dan Bluetooth saja, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Penggunaan untuk ID badge masih mendominasi, dimana 60 persen organisasi menerapkannya untuk mengelola kontrol akses. Pemanfaatan sistem pengelolaan waktu dan kehadiran (time & attendance), untuk melacak absen karyawan, menentukan besar gaji maupun fungsi administratif lainnya digunakan oleh 50 persen responden.

Sementara itu 32 persen responden mengatakan mereka aktif menggunakan teknologi mobile ID, dengan 30 persen lagi menyatakan telah menerapkan teknologi biometrik, baik untuk pengenalan sidik jari, wajah maupun retina mata (iris recognition).

"Terungkap bahwa hampir sepertiga responden (32 persen) menyatakan mereka masih menggunakan kartu proximity frekuensi rendah 125-kHz, sedangkan sepertiga lagi (35%) masih mendukung teknologi strip magnetik. Padahal kedua teknologi tersebut telah diperkenalkan para era 1980-an dan 1990-an," tegas dia.

Dalam hal ini, memang terlihat hanya dalam waktu dua tahun, telah terjadi penurunan yang cukup signifikan ketika responden ditanyakan apakah mereka merasa bahwa sistem kontrol akses yang mereka gunakan telah memenuhi atau bahkan melampaui harapan mereka.

Sebelumnya, pada tahun 2020, tercatat 51 persen responden merasa sistem kontrol akses yang mereka gunakan telah memenuhi atau bahkan melampaui harapan mereka, namun hasil survei 2022 mencatat jumlahnya merosot menjadi 41 persen saja.

Baca juga: HID Global raih sertifikasi tingkat tinggi dari MasterCard

Baca juga: HID Global Luncurkan vanGO, Solusi Keamanan Visual One2one Paling Mutakhir di Industri

Baca juga: Tiga tren ini terkait dengan peran teknologi dalam pertumbuhan UMKM

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022