Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi Cloudera memprediksi berbagai perusahaan di Asia Pasifik akan menjadi antifragile atau antirapuh guna mencari perlindungan untuk menghadapi tahun yang berat, sehingga akan ada empat tren bisnis yang diperkirakan akan terjadi.

“Ekonomi sedang tidak berjalan baik, khususnya bagi organisasi karena adanya kendala, hal ini juga merupakan peluang bagi organisasi untuk berkembang dalam berinovasi. Melakukan hal-hal yang berbeda sehingga mereka dapat terus berinovasi meskipun dalam kondisi perekonomian yang tidak terlalu baik,” kata Wakil Direktur Cloudera Asia Pasifik dan Jepang Remus Lim di Jakarta, Selasa.

Menurut Remus, ketika kondisi ekonomi yang cukup menantang, tahun depan diperkirakan berbagai perusahaan akan menghemat biaya melalui peningkatan efisiensi dan memaksimalkan sumber daya yang mereka miliki. Namun, perusahaan harus bersiap untuk menjadi antirapuh di berbagai kondisi ekonomi.

“Bukan hanya teknologi, perusahaan perlu memiliki orang-orang, perlu memiliki peningkatan proses penyebaran teknologi agar perusahaan dapat memaksimalkan potensi yang mereka punya,” kata Lim.

Baca juga: Cloudera rilis fitur pemanfaatan dan pengembangan AI

Lim mengatakan bahwa pada 2024 nanti banyak perusahaan yang mulai memperlakukan data sebagai komoditas yang bisa dimonetisasi untuk memperoleh aliran pendapatan baru.

“Saat ini tidak ada organisasi yang dapat hidup tanpa data. Data bukan lagi suatu hal yang sebaiknya dimiliki, melainkan harus dimiliki. Organisasi tidak ingin menggunakan data untuk operasionalisasi, melainkan untuk menciptakan diferensiasi,” kata Lim.

Pengoperasian kecerdasan buatan (AI), kata Lim, akan semakin banyak dipakai guna mendorong nilai bisnis serta berinovasi dalam menghadapi tantangan bisnis.

Untuk memaksimalkan penggunaan kecerdasan buatan (AI), lanjut Lim, dibutuhkan data yang terpercaya.

“Anda perlu mempercayai AI agar Anda mempercayai datanya. Jika Anda tidak mempercayai datanya, Anda tidak bisa mempercayai AI tersebut. Tidak mempercayai AI itu berbahaya terlebih jika Anda membuat sesuatu yang keputusannya itu dibuat oleh mesin,” kata Lim.

Principal Solution Engineer Cloudera Fajar Muharandy mengatakan bahwa AI generatif yang saat ini banyak dikembangkan layaknya pisau bermata ganda.

“Di satu sisi kami melihat AI generatif bisa membantu suatu organisasi untuk menjadi anti-rapuh kalau bisa memanfaatkan dengan baik, tapi di sisi lain perkembangan teknologi seperti AI generatif itu juga bisa membuat organisasi yang tidak siap menjadi lebih rapuh,” kata Fajar.

Tren bisnis terakhir yang diprediksi oleh Cloudera adalah perusahaan memprioritaskan otomatisasi manajemen data, demokratisasi data, dan zero trust security.

Baca juga: Cloudera nilai data dan analitik jadi kunci sukses untuk perusahaan

Baca juga: Nokia identifikasi tren teknologi tujuh tahun ke depan

Baca juga: Berkat tren AI nilai valuasi Nvidia tembus 1 triliun dolar

Pewarta: Rina Nur Anggraini
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023