Batam (ANTARA News) - Kongres ke-15 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), di Batam, 29 Maret-1 April 2006, kembali memilih politisi Dra Hj Khofifah Indar Parawansa menjadi ketua umum 2006-2011 yang sebelumnya menduduki jabatan serupa periode baru silam. Khofifah, perempuan yang dilahirkan di Surabaya 19 Mei 1965, dalam hari Terakhir kongres tersebut, Sabtu, meraih 341 dari 407 pemegang hak suara. Ia menyisihkan kandidat Hj Musdah Mulia (47 suara), Hj Mahfudhoh (14), Hj Makssusoh (3), Baiturrahmah (1). Satu suara dinyatakan batal/rusak. Dengan raihan suara telak, pemilihan berlangsung cukup satu putaran. Tata tertib pemilihan yang diikuti 29 dari 31 pimpinan wilayah (PW) serta 413 pimpinan cabang (PC), hanya mempersyaratkan seorang calon ketua umum mendapat dukungan minimal 99 suara. Khofifah, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan adalah anak dari H Ahmad Ra`i dan HJ Rohmah. Ia bersuamikan Ir H Indar Parawansa, MSi dan dikarunia tiga anak. Sarjana lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlanggga (1990) Surabaya yang kini berdomisili di Jakarta itu, seperti diterakan dalam identitas di situs Muslimat NU, mengukuhkan diri sebagai politisi. Riwayat jabatannya di pemerintahan terutama mencuat ketika Abdurrahman Wahid yang juga tokoh NU menjadi Presiden RI. Tahun 1999-2004 Khofifah adalah Kepala BKKBN dan Menteri Pemberdayaan Perempuan. Pada tahun 1998 ia adalah Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Gugus Tugas Pemenangan Pemilu. Tahun 1991-1997 ia menjadi anggota DPR/MPR Fraksi Persatuan Pembangunan. Khofifah satu hari sempat mengemukakan, politik bukanlah hal yang baru. Sejak kecil ia tumbuh dan bergaul di lingkungan elite politik NU yang saat itu masih menjadi salah satu partai di Indonesia. Kemampuannya berorganisasi diasahnya sejak belajar di SMA Khadidjah Surabaya dengan bergabung ke dalam Ikatan Putra Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Selain sempat menjabat Ketua Cabang IPPNU Surabaya ketika kuliah di Surabaya, Khofifah menjadi Ketua Cabang Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di kota yang sama. Kemudian dilanjutkan ke kepengurusan PMII tingkat pusat. Keinginan Khofifah antara lain di banyak keluarga muslimat terdapat doktor. Dalam setiap kesempatan berpidato, terutama di Muslimat NU, ia sering mengatakan ingin melihat di setiap keluarga muslimat ada seorang bergelar doktor. "Menurut saya, itulah jihad untuk memerangi kebodohan," katanya. Di Batam, ia menyerukan, agar muslimat NU mendapat banyak kesempatan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi setelah kenyataan menunjukkan banyak kaum perempuan yang belum juga memahami kemudahan komunikasi melalui pesan singkat elektronik. Biodata Khofifah Berikut ini bio data Khofifah berdasarkan informasi dari pusat data Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Nama : Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 19 Mei 1965 Pendidikan : a. Umum 1. Sekolah Dasar (SD) Taquma, Surabaya (1972-1978) 2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Khadijah, Surabaya (1978-1981) 3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Khadijah, Surabaya (1981-1984) 4. Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya (1984-1989) 5. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga (Unair)(S-1, 1984-1991) 6. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga (Unair)(S-2, 1993-1997) b. Khusus 1. Kursus Bahasa Inggris di Surabaya (1986-1987) 2. Evaluasi Bidang Politik Kadit Sospol Jawa Timur (1987) 3. Penataran calon pelatih permainan simulasi P-4 dan Penyuluhan Pembangunan BP-7 Jawa Timur (1988) 4. Studi Pembangunan Nasional Angkatan III di Jakarta (1990) 5. Penataran Kewaspadaan Nasional Bagi Pemuda Angkatan V di Cibubur (1991) Jabatan : 1. Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB (2002 – 2005) 2. Ketua Umum PP Muslimat NU (2000 – 2005) Perjalanan Karier : 1. Yayasan Mitra Indonesia, Jakarta (1989) 2. Yayasan Tri Bhakti Surabaya (1989 – 1990) 3. Staf pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Taruna Surabaya (sejak 1989) 4. Staf Pengajar Universitas Wijaya Putra, Surabaya (1991 – 1992) 5. Anggota DPR-RI/Pimpinan Fraksi Persatuan Pembangunan (1992 – 1997, 1997 – 6. 27 Juli 1998, mengundurkan diri) 7. Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995 – 1997) 8. Anggota Komisi II DPR RI (1997 – 1998) 9. Anggota DPR-RI Fraksi Kebangkitan Bangsa (1 Oktober – 29 Oktober 1999) 10. Wakil Ketua DPR RI (1999 – Oktober 2000) 11. Sekretaris Fraksi PKB MPR-RI (1999 – Oktober 2000) 12. Menteri Negara Urusan Pemberdayaan Perempuan, Kabinet Abdurrahman Wahid (29 Oktober 1999 – 26 Agustus 2000) 13. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN (26 Agustus 2000 – 23 Juli 2001) Kegiatan Organisasi : 1. Ketua Dewan Kerja Pramuka di SMA Khadijah (1982 – 1983) 2. Ketua Umum OSIS SMA Khadijah (1983) 3. Sekretaris Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Departemen Organisasi 4. Remaja Mesjid Kotamadya Surabaya (1984-1985) 5. Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Surabaya (1986) 6. Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) 7. Ketua Bidang Kemahasiswaan IPPNU (1990) 8. Bagian Pendidikan dan Latihan DPC PPP Surabaya (1987 – 1992) 9. Ketua Pengurus Besar PMII (1989 – 1991) 10. Biro Pengkaderan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Surabaya (1990 – 1995) 11. Wakil Sekretaris Generasi Muda Persatuan (1990 – 1995) 12. Ketua Bidang Ekonomi-Koperasi PP Muslimat NU 13. Pengurus KNPI Jawa Timur - Biro Lingkungan Hidup (1991 – 1994) 14. Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) (30 Maret 2000 – 2005) 15. Ketua Gerakan Masyarakat Pengembangan Keuangan Mikro Indonesia (Gema PKMI) 16. Bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (Juli 1998) 17. Ketua DPP PKB (23 Juli 1998 – 30 Maret 2000), Anggota Dewan Pertimbangan DPP PKB (2000 – 2002) 18. Anggota Dewan Syura DPP PKB (2000-2002) 19. Wakil Sekretaris Dewan Syuro PKB (20 Januari 2002 – 2007) hasil Muktamar Luar Biasa (MLB) 17-20 Januari 2002 di Yogyakarta Keluarga : Suami : Ir. H. Indar Parawansa, M.Si (lahir: Palu, 26 Juli 1960) Anak : 4 orang 1. Fatimah Sang 2. Jalaluddin Baso Mannagali 3. Yusuf Mannagali 4. Ali Mannagali. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006