Medan (ANTARA) - Volume ekspor karet Sumatera Utara masih terus turun atau tinggal 29.005 ton di Agustus 2022 dampak permintaan melemah.
 
"Dibandingkan Juli, volume ekspor karet Sumut pada Agustus yang sebesar 29.005 ton itu turun 7,33 persen. Penurunan ekspor dampak permintaan melemah,"ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Kamis.
 
Permintaan yang melemah dampak dari tekanan harga di pasar global yang terus berlanjut dan diikuti langkah pabrikan ban mengurangi pembelian dari Indonesia.
 
‌Pengurangan/penurunan pembelian pabrikan ban ke Indonesia karena harga karet dari Thailand dijual lebih murah dengan biaya logistiknya yang juga lebih rendah.

Baca juga: Harga karet ekspor terus anjlok tinggal 1,333 dolar AS per kg
 
‌Harga (FOB) rata-rata TSR-20 di SGX (Singapore Exchange) pada Agustus tinggal 1,483 dari Juli yang sudah 1,587 dolar AS per kg,
 
"Meski ada penurunan, tetapi secara total volume ekspor karet Sumut Januari -Agustus yang 249.908 ton itu masih tumbuh 1,69 persen dibandingkan periode sama 2021,"ujar Edy.
 
Negara tujuan ekspor karet Sumut pada Agustus ke 29 negara, dengan terbesar ke Jepang, Brazil,Turki Kanada dan Republik Rakyat Tiongkok.
 
Menurut Edy, industri pengolahan karet remah di Indonesia, khususnya di Sumut dalam lima tahun terakhir, semakin sulit berkembang
 
Fenomena sunset industri di crumb rubber, katanya, sudah mulai terlihat, seperti luasan kebun karet yang terus menurun dan permintaan dunia yang cenderung berkurang.
 
Padahal, konsumsi karet dunia terus meningkat.
Menurut Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC), konsumsi karet alam dunia pada 2022 diperkirakan naik 3,7 persen.
 
"ITC (International Tripartite Rubber Council) sendiri telah enam kali melakukan pengendalian harga untuk tidak merugikan petani dan produsen karet,"katanya.
 
Pengendalian yang ke-enam melalui skema Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) atau pembatasan ekspor dilakukan pada April - Juli 2019.
 
"Gapkindo berharap ada solusi untuk membangkitkan harga karet alam,"katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022