Indonesia juga meminta dukungan dari Prancis agar perundingan Indonesia-European Union CEPA (IEU-CEPA) dapat dipercepat penyelesaiannya
Jakarta (ANTARA) - Prancis menyampaikan komitmen untuk siap meningkatkan kerja sama strategis dengan negara mitra di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Senator Rachid Temal ketika memimpin Delegasi Komisi Luar Negeri, Pertahanan dan Angkatan Bersenjata pada Senat Republik Prancis dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Selasa di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

“Kunjungan kami ke Indonesia kali ini bertujuan untuk melakukan studi atau kajian terkait strategi Prancis di kawasan Indo-Pasifik,” ujar Senator Temal, seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenko Perekonomian.

Delegasi Senat Prancis menyampaikan keinginan untuk bertukar pandangan mengenai kawasan Indo-Pasifik dengan pihak Indonesia dengan mempertimbangkan posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023. Pihak Prancis juga menyampaikan keingintahuan terkait pendekatan yang diambil oleh Indonesia di kawasan Indo-Pasifik serta bagaimana strategi untuk menjaga kawasan agar tetap inklusif dan dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat.

Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa konsep Indo-Pasifik yang dimiliki oleh Prancis memiliki kemiripan dengan Indonesia, dimana Indonesia memandang kawasan tersebut bukan hanya dari sisi politik dan keamanan semata, namun juga dilihat dari sisi ekonomi. Dalam hal ini, eksistensi ASEAN memiliki peran sangat strategis dalam menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Selain itu, Indonesia baru saja berpartisipasi dalam Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang dilaksanakan di Amerika Serikat. Poin penting dari pertemuan tersebut adalah penetapan target untuk menghasilkan solusi konkret bagi kawasan dalam beberapa tahun ke depan.

“Indonesia juga meminta dukungan dari Prancis agar perundingan Indonesia-European Union CEPA (IEU-CEPA) dapat dipercepat penyelesaiannya. Pada faktanya terdapat beberapa isu penting yang perlu dibahas secara mendalam tapi saya optimis bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak lama,” ujar Menko Airlangga.

Menjawab permintaan Indonesia tersebut, pihak Prancis menyatakan dukungan terhadap percepatan penyelesaian perundingan IEU-CEPA meskipun terdapat beberapa hal yang perlu diselesaikan di internal Uni Eropa sendiri.

Tak hanya itu, Menko Airlangga turut menyampaikan potensi kerja sama pada teknologi sistem penyimpanan baterai listrik untuk mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia serta concern pihak Indonesia terkait ekspor komoditas minyak sawit Indonesia ke Prancis.

Dari aspek perdagangan, pada tahun 2021 tercatat kenaikan sebesar 0,25 persen atau senilai 2,28 miliar dolar AS dibandingkan pada tahun sebelumnya (2,27 miliar dolar AS). Komoditas utama Indonesia yang diekspor ke Prancis adalah mesin dan peralatan listrik, disusul oleh alas kaki dan sejenisnya serta minyak sawit dan olahannya. Prancis menempati peringkat ke-5 mitra dagang penting Indonesia di wilayah Eropa.

Di bidang investasi, nilai realisasi investasi Prancis di Indonesia juga mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dalam 5 tahun terakhir. Pada tahun 2021 tercatat realisasi investasi sebesar 145,76 juta dolar AS dalam 709 proyek atau meningkat lebih dari 4 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 25,11 juta dolar AS dalam 1.079 proyek.

Dalam pernyataan penutupnya, Senator Temal menyatakan kesiapan Prancis untuk membantu penyediaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia berupa pesawat tempur dan kapal selam. Pihaknya juga siap untuk bekerja sama terkait transfer teknologi dan membuka lapangan kerja di Indonesia.


Baca juga: Menko Airlangga sebut IPEF tingkatkan kerja sama ekonomi Indo-Pasifik
Baca juga: Menko Airlangga sambut baik konklusi pertemuan IPEF

Baca juga: Indonesia manfaatkan G20 LEMM bilateral dengan Turki, Jepang, dan UAE

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022