Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah saat ini sedang merintis kerangka hubungan strategis dengan Korea Selatan yang akan melingkupi semua sektor, baik diplomatik, ekonomi dan pertahanan keamanan. "Kita harapkan dalam kesempatan kunjungan Presiden Yudhoyono ke Korsel rancangan-rancangan itu dapat diputuskan, antara lain kerja sama ke arah apa yang sering kita dengar suatu kerangka hubungan strategis atau 'strategic partnership' dengan Indonesia," kata Menlu Hassan Wirajuda, seusai mengantar Menlu Korea Selatan, Man Kim Moon, bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Senin malam. Hassan menjelaskan suatu hubungan yang strategis berarti kerjasama luas dan meliputi aspek-aspek hubungan dan kedalaman berbagai jenis hubungan, seperti perdagangan, investasi, sosial budaya, teknologi, kerjasama militer dan sebagainya. Saat ini, katanya, rancangan kerjasama strategis itu sedang dalam pembahasan tingkat menteri kedua negara, dan diharapkan selesai sebelum kunjungan Presiden Yudhoyono ke Korsel. Namun, Hassan menambahkan kepastian tanggal kunjungan Presiden ke Korsel saat ini belum ditentukan, karena masih menunggu jadwal yang tepat kedua pemimpin negara itu. "Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama, walaupun kita sesungguhnya kita belum spesifik bicara mengenai tanggalnya," kata Hassan. Sebaliknya pemerintah Korsel merancang, presidennya untuk berkunjung ke Indonesia kemungkinan pada akhir tahun ini. Rencana saling mengunjungi ini, lanjutnya merupakan refleksi dari negara sahabat seperti Korsel dalam pengembangan hubungan bilateral, tetapi juga dalam konteks ASEAN dan juga rekomendasi pertemuan Asia Timur pada Desember lalu. Menurut Hassan, dalam pertemuan itu, Menlu Korea menyampaikan penghargaan dan apresiasi pemerintah Korsel atas peran Indonesia dalam membantu melancarkan proses reunifikasi Korea Utara dan Selatan khususnya dengan mengirim Dubes Nana Sutresna sebagai utusan khusus untuk memfasilitasi pertemuan kedua menteri pertahanan antara Utara dan Selatan. Mengenai hubungan ekonomi, lanjut Hassan investasi Korsel di Indonesia sampai sekarang mencapai 10 miliar dolar AS, sementara nilai hubungan dagang mencapai posisi ke-9 dari total perdagangan dunia. Saat ini, kata Hassan, ada sekitar 30 ribu orang Korea selatan, termasuk pengusaha, yang bermukim di Indonesia dan lebih kurang 1.000 perusahaan Korsel beroperasi di Indonesia dengan menyediakan kesempatan kerja kurang lebih atas setengah juta orang. Begitu pula di Korsel ada sekitar 30 ribu TKI, yang sedang dipertimbangkan statusnya sama dengan pekerja Korsel. (*)

Copyright © ANTARA 2006