Jakarta (ANTARA News) - Ribuan massa pekerja yang berunjuk rasa menentang revisi UU tentang Ketenagakerjaan melakukan aksi anarkisme seusai delegasi mereka ditemui Wakil Presiden, M. Jusuf Kalla, di Istana Wapres, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu. Di sepanjang jalan Medan Merdeka Selatan itu, sejumlah pekerja tampak beringas melempar berbagai benda keras yang mereka bawa, seperti batu, kayu, botol-botol aqua ke berbagai gedung yang ada di kawasan tersebut, seperti Kantor Gubernur DKI Jakarta, Gedung Telkom dan Wisma ANTARA. Sekira pukul 13.30 WIB, salah satu dari tiga pintu gerbang Kantor Gubernur DKI juga sempat didorong-dorong para pengunjuk rasa, karena mereka mengira tempat itu bagian dari Istana Wapres. Namun, beberapa petugas Ketentraman dan Ketertiban Pemerintan Provinsi (Tramtib Pemprov) DKI Jakarta berhasil menghalau mereka setelah susah payah menjelaskan bahwa gedung itu adalah kantor Gubernur DKI dan bukan Istana Wapres. Hingga pukul 15.00 WIB, Kantor Guburnur DKI mengerahkan empat peleton tramtib untuk terus berjaga-jaga mengamankan kompleks gubernuran. Ketika melewati Gedung Telkom, massa juga tampak merusak telepon-telepon umum yang ada di trotoar Jalan Medan Merdeka Selatan. Aksi anarkisme terus berlanjut ketika sekelompok pekerja melewati Wisma ANTARA, karena mereka melempar berbagai benda keras yang mengakibatkan enam lampu taman rusak dan empat kaca di lantai dasar Wisma ANTARA, yang disewa PT Indosat, pecah. Salah seorang anggota Satuan Pengamanan (Satpam) PT ANPA yang mengelola Wisma ANTARA, Bahrudin, menuturkan bahwa pihaknya tidak menyangka bakal mendapat serangan dari massa pengunjuk rasa, dan mereka pun menahan diri untuk tidak terprovokasi aksi anarkisme tersebut. Ia mengemukakan, Satpam hanya berupaya untuk memindahkan mobil-mobil yang terparkir di halaman Wisma ANTARA, agar terhindar dari aksi perusakan lebih lanjut. Selain melakukan aksi pelemparan ke gedung-gedung yang mereka lewati, pengunjuk rasa juga melakukan aksi perusakan terhadap kaca-kaca dua busway yang parkir di kawasan Monumen Nasional (Monas), karena arus lalu lintas terhambat. Berbagai tanaman di taman-taman sepanjang jalan protokol di Jalan Thamrin dan Merdeka Selatan pun tidak luput dari perusakan pengunjuk rasa. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006