Shanghai (ANTARA News) - Rolling Stones akhirnya akan menggelar konser di China pada akhir pekan ini, tiga dasawarsa setelah berupaya memperoleh ijin dari pihak berwenang, namun hanya ada sedikit penggemar fanatik yang menantikan kedatangan legenda Inggris itu. Kelompok rock itu telah memilih untuk tampil dalam konser sehari mereka Sabtu, di sebuah gedung pertunjukan berkapasitas hanya 8.000 kursi di Shanghai, ketimbang stadion sepakbola berkapasitas 100.000 penonton di dekat gedung tersebut. Panggung Agung Shanghai itu tak sebanding dengan pentas di Rio Janeiro, tempat 1,2 juta penggemar berkumpul pada Pebruari lalu untuk menyaksikan kelompok pujaan banyak orang itu bermain, sebagai bagian lawatan keliling dunia mereka yang bertajuk "A Bigger Bang". Sekalipun akan tampil di tempat yanag kecil, Rolling Stones, yang tiba dari Jepang, Kamis, dengan nama besarnya tak mampu membuat karcis pertunjukan langsung terjual habis. Tiket, yang harganya antara 300 hingga 3.000 yuan (sekitar Rp330.000 sampai Rp3,3 juta), belum habis terjual, demikian menurut Gina Krane, sales manager Emma Entertainment, promotor lokal kelompok rocker gaek itu. "Dalam tiga hari mendatang, kami pasti akan menjual habis," kata Krane, Rabu, seperti dilansir AFP. Harga karcis tersebut tentu saja sangat mahal bagi penduduk Shanghai, dengan gaji bulanan rata-rata sekitar 1.700 yuan. Musik pinggiran Namun demikian, alasan yang lebih besar di balik kurangnya minat terhadap musik rock and roll, yang lama dianggap sebagai "polusi spiritual" oleh pemerintah komunis China, masih tetap berada di pinggiran dalam budaya populer China. Radio dan televisi yang dikendalikan pemerintah telah memainkan peranan penting untuk "membonsai" popularitas musik tersebut, dengan menolak mempromosikan musik rock dan citranya sebagai anti-kemapanan, sehingga membuat musik rock and roll tetap sebagai musik underground. Sekalipun album bajakan dari band-band Barat dapat dengan mudah dibeli di China, lagu-lagu bernada lembut dari Hongkong, Taiwan dan para bintang lokal terus mendominasi siaran radio serta televisi dan juga citarasa rakyat. "Sebagian besar rakyat China tahu mereka sebuah band, namun mereka kurang memahami musik mereka atau mendengarkannya," kata Zhou Jing, seorang pengangguran dan penggemar Rolling Stone dari Beijing yang bermaksud ke Shanghai untuk menonton konser Rolling Stones. Di antara penyanyi dan kelompok mancanegara yang pernah menggelar konser di China adalah ELton John pada 2004, Deep Purple yang membawa musik heavy metal mereka ke Beijing pada 2003 dan diva pop Mariah Carey, yang bermain di Shanghai pada 2003. (*)

Copyright © ANTARA 2006