Jakarta (ANTARA) - Di tengah kesempitan, pasti ada kesempatan. Ungkapan ini menggambarkan ajakan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kepada para pelaku startup yang didominasi generasi muda peserta BUMN Startup Day Tahun 2022 untuk menangkap peluang dalam ekonomi digital, sebagai upaya penciptaan lapangan kerja di tengah situasi global yang tidak menentu.

Jumlah startup Indonesia pada tahun ini mencapai 2.345 atau naik 67 persen, sehingga menempatkan Indonesia di peringkat keenam sebagai negara dengan startup terbanyak di dunia.

Potensi lainnya adalah potensi ekonomi digital Indonesia yang saat ini sangat besar. Berdasarkan data dari Kementerian BUMN, potensi pertumbuhan ekonomi digital akan melonjak dari Rp632 triliun pada Tahun 2020 menjadi Rp4.531 triliun pada Tahun 2030.

Potensi berikutnya adalah rata-rata harian penggunaan internet oleh masyarakat Indonesia selama 8 jam 36 menit per hari. Dilihat dari berbagai potensi ekonomi Indonesia yang luar biasa dalam sektor startup tersebut, tentunya dapat menjadi peluang dalam mengakselerasi startup untuk menciptakan, membuka dan memperluas lapangan kerja.

Lalu bagaimana program pemerintah melalui Kementerian BUMN dalam mengakselerasi pertumbuhan startup di Indonesia?


Pendanaan dan pendampingan

Akselerasi startup dalam rangka penciptaan lapangan kerja tentunya memiliki sejumlah tantangan, salah satunya adalah soal keberlanjutan startup sebagai entitas bisnis.

Menurut data Kementerian BUMN menunjukkan fakta di mana 42 persen startup mengalami kegagalan karena salah membaca kebutuhan pasar. Sebanyak 29 persen lainnya akibat kehabisan dana, kemudian 23 persen karena susunan tim yang kurang baik, 19 persen karena kalah berkompetisi dan 18 persen lainnya gara-gara masalah harga.

Oleh karena itu Menteri BUMN Erick Thohir menekankan pentingnya pendanaan dan pendampingan, sebagai dua aspek penting untuk menjaga keberlanjutan startup sebagai entitas bisnis.

Kemneterian itu mendorong agar BUMN selalu dekat dengan kalangan  startup. Bahkan kementerian itu meminta BUMN tidak langsung berinvestasi, tapi harus ada pendampingan dengan venture capital di BUMN. Hal itu dilakukan untuk menjaga agar hal ini ada keberlanjutan.

Kementerian BUMN sendiri telah menyiapkan masyarakat digital melalui peta jalan pengembangan startup karya anak bangsa melalui empat tahapan program.

Tahapan pertama, yakni program Indonesia Digital Tribe atau IDT untuk startup yang masih dalam fase ide hingga validasi pasar. Di tahun 2022, IDT telah menyaring 20 finalis dari 19 ribu peserta dengan 1.463 ide inovatif.

Tahapan kedua adalah program BUMN Start Up Day yang menyasar startup yang sudah mendapatkan pendanaan awal dari angel investor ataupun pihak lainnya. Selain itu startup itu juga sudah mendapatkan transaksi awal dan sedang melakukan peningkatan (scalling up) bisnis.

Tahapan berikutnya adalah pelibatan perusahaan-perusahaan venture capital BUMN kepada startup yang berada pada fase growth stage. Startup tersebut sudah mendapatkan pendanaan dari venture capital dan sedang melakukan growing business.

Tahapan terakhir adalah program Merah Putih Fund. Program ini berupaya membantu startup yang sedang melakukan ekspansi dengan status soonicorn dan dalam tahap menuju unicorn.

Untuk tahapan terakhir ini, Kementerian BUMN memasang sejumlah persyaratan bagi startup, yakni pendiri atau founder-nya orang Indonesia, perusahaan tersebut beroperasi di Indonesia, dan nantinya berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia. Persyaratan untuk program Merah Putih Fund memiliki tujuan utama, yakni menciptakan, membuka dan memperluas lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia dari sisi startup.


Diversifikasi

Akselerasi startup dalam rangka penciptaan lapangan kerja juga dapat didorong melalui diversifikasi sektor startup sendiri agar lebih merata dan semakin beragam.

Kementerian BUMN menyampaikan data yang menunjukkan bahwa tren sektor-sektor startup Indonesia semakin terdiversifikasi. Kendati demikian, saat ini sektor fintech menjadi sektor favorit dengan angka 23 persen. Kemudian disusul sektor lainnya sebesar 20 persen dan sektor startup ritel sebesar 14 persen.

Pemerintah secara umum dan khususnya Kementerian BUMN mendorong agar terjadi diversifikasi dalam sektor startup, terutama pada sektor pangan, kesehatan dan UMKM.

Ketiga sektor itu dinilai sebagai paling krusial, baik saat ini maupun pada masa mendatang. Di sektor pangan, Indonesia diharapkan dapat menjadi lumbung pangan dunia. Urusan masalah krisis pangan ke depan akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi. Karena di dalam urusan pangan itu ada yang namanya urusan produksi, distribusi dan urusan pasar.

Sedangkan di sektor kesehatan, peluang juga sangat besar untuk urusan krisis kesehatan. Apa yang bisa dilakukan agar kesehatan Indonesia bisa melompat melalui upaya-upaya, seperti telemedicine bisa disambungkan, operasi jarak jauh bisa disambungkan dengan platform serta aplikasi, dan masih banyak lagi.

Terakhir adalah UMKM di mana Indonesia merupakan negara dengan jumlah UMKM yang mencapai 65,4 juta usaha. UMKM juga dinilai sebagai sektor yang paling masif menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen, 15,6 persen berkontribusi pada pendapatan ekspor, dan 61 persen berkontribusi pada PDB nasional.

Namun demikian hingga pertengahan tahun 2022 baru 19 juta UMKM yang masuk ke platform digital, sehingga terdapat ruang bagi startup untuk mendorong lebih banyak UMKM terkoneksi dengan platform digital.

Akselerasi pertumbuhan startup sebagai peluang penciptaan lapangan kerja dinilai sangat penting bagi kemajuan ekonomi Indonesia, terutama dalam sektor digital.
Selain potensi-potensi luar biasa ekonomi digital Indonesia, program-program Kementerian BUMN dalam upayanya mempercepat pertumbuhan startup juga dinilai sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekonomi digital Indonesia.

Langkah strategis ini juga selaras dengan rekomendasi menteri buruh dan tenaga kerja G20 atau Labour and Employment Ministers’ Meeting (LEMM), salah satunya berkomitmen untuk mendukung perluasan kesempatan kerja yang inklusif dan berkelanjutan melalui pengembangan dan dukungan terhadap program kewirausahaan dan UMKM.

Tentunya akselerasi pertumbuhan startup sebagai elemen utama ekonomi digital menjadi ujung tombak penting dalam penciptaan dan perluasan lapangan kerja dalam sistem perekonomian global yang baru.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022