Tokyo (ANTARA) - Indeks saham acuan Nikkei Jepang ditutup mendekati level terendah tiga bulan pada perdagangan Rabu, menyusul kemerosotan Wall Street semalam di tengah meningkatnya kekhawatiran ekonomi global.

Sebuah laporan bahwa Apple Inc. berencana untuk membuang rencana meningkatkan produksi iPhone barunya juga merusak sentimen pasar.

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) merosot 397,89 poin atau 1,50 persen menjadi menetap di 26.173,98 poin. Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas kehilangan 17,86 poin atau 0,95 persen, menjadi berakhir pada 1.855,15 poin.

Kekhawatiran akan kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve AS terus berlanjut guna memerangi inflasi yang melonjak yang mendorong ekonomi terbesar dunia itu dipaksa masuk ke dalam resesi diperparah oleh data perumahan AS untuk Agustus dan indeks kepercayaan konsumen Conference Board untuk September mengalahkan ekspektasi pasar.

Dengan bank sentral di Eropa juga sejalan dengan The Fed dalam menaikkan suku bunga mereka, ahli strategi pasar mengatakan bahwa investor global menjadi berhati-hati karena biaya pinjaman terus melonjak, meningkatkan kekhawatiran ekonomi global yang lebih luas dapat terjerat resesi.

Sebaliknya, bank sentral Jepang (BoJ) telah mengindikasikan kebijakan moneter ultra-longgarnya akan berlanjut setidaknya untuk beberapa tahun ke depan, dengan suku bunga bank sentral masih diparkir di bawah nol, memastikan kesenjangan suku bunga semakin melebar antara BoJ dan bank sentral utama lainnya, mereka menambahkan.

"Sangat sulit untuk membeli saham dalam situasi di mana semua orang bekerja untuk mengukur risiko tergelincir ke dalam resesi," kata Jun Kitazawa, ahli strategi di Miki Securities.

Sentimen penghindaran risiko meningkat di perdagangan selanjutnya, kata analis investasi, menyusul laporan bahwa raksasa teknologi AS Apple Inc. akan menghentikan rencana untuk meningkatkan produksi model iPhone barunya karena lonjakan permintaan gagal terjadi, mendorong pembuat komponen terkait Apple turun.

"Laporan tersebut mengakibatkan penjualan (saham) pemasok komponen elektronik utama Jepang untuk Apple," kata Norihiro Fujito, ahli strategi investasi senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co.

Saham kelas berat Nikkei membebani pasar yang lebih luas, dengan investor startup teknologi SoftBank Group turun 1,8 persen, Fast Retailing turun 4,2 persen, sementara Fanuc dan Tokyo Electron masing-masing turun 2,9 dan 1,4 persen.

Di antara pemasok Apple yang melemah, Murata Manufacturing turun 2,0 persen, sementara Alps Alpine turun 3,6 persen dan TDK mengakhiri hari 3,0 persen lebih rendah.

Namun, pembuat obat melawan tren penurunan, dengan Shinogi naik 1,1 persen setelah melaporkan hasil positif dari pengobatan oral COVID-19 dalam mengurangi gejala, dan Eisai meroket 17,3 persen setelah melaporkan temuan positif setelah uji coba pengobatan Alzheimer baru.

Baca juga: Saham Asia berakhir relatif stabil, saat reli dolar berhenti sejenak

Baca juga: Saham Tokyo ditutup lebih rendah karena khawatir kenaikan bunga AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022