Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmat Gobel mengingatkan bahwa dalam mengatasi berbagai persoalan yang ada di Provinsi Gorontalo, daerah tersebut harus membangun kemandirian.

"Gorontalo harus punya konsep sendiri sesuai dengan kondisi dan potensi serta rencana. Gorontalo juga harus membangun kemandirian," kata Gobel, sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Kemandirian itu, lanjut dia, dapat dibangun melalui pemanfaatan potensi pangan yang dimiliki Gorontalo sehingga provinsi tersebut dapat menjadi lumbung pangan serta pengembangan pendidikan yang sejalan dengan kondisi dan rencana pengembangan daerah tersebut.

Hal tersebut dia sampaikan saat menerima kunjungan dari para rektor dari seluruh perguruan tinggi swasta di Provinsi Gorontalo yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) di Gedung Nusantara III DPR RI, Jakarta, Rabu (28/9).

Lebih lanjut, Gobel menyampaikan bahwa potensi pangan yang dimiliki oleh Gorontalo dibuktikan melalui keberadaan tanah yang subur dan perannya sebagai salah satu sentra penghasil jagung di Indonesia.

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Kerja sama Pemerintah dan kampus harus ditingkatkan

Baca juga: Gubernur Gorontalo minta mahasiswa bersiap menuju era Society 5.0


Berikutnya, Gorontalo berada di Teluk Tomini yang dikenal memiliki kekayaan laut, khususnya ikan tuna yang menjadi komoditas ekspor. Gorontalo juga berada di pesisir Laut Sulawesi menghadap ke Filipina, Tiongkok, Korea, Taiwan, Hong Kong, Vietnam, dan Jepang.

"Sekarang, juga sedang dikembangkan Pelabuhan Anggrek yang menjadi pelabuhan internasional. Ini menjadi pintu ekspor. Pengembangan ini menelan investasi Rp1,4 triliun dan akan menyerap 100 ribu tenaga kerja karena terintegrasi sebagai kawasan ekonomi khusus pangan," tambah Gobel.

Melalui potensi-potensi tersebut, ia menilai dunia pendidikan berperan strategis dalam mengolah segala potensi yang dimiliki oleh Gorontalo itu dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.

"Di sinilah peran strategis dunia pendidikan dalam menyongsong masa depan Gorontalo," ujar Gobel.

Oleh karena itu, dia mengajak dunia pendidikan tinggi di Gorontalo untuk mengembangkan diri dan menjadi bagian dari pengembangan masa depan Gorontalo tersebut.

"Saat ini, Gorontalo masih menjadi salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Kita harus tergerak untuk mengubahnya menjadi salah satu provinsi termakmur melalui ekonomi pangan dan kemajuan pendidikan. Jadi, selain menjadi lumbung pangan, Gorontalo juga harus menjadi pusat pendidikan di Indonesia bagian timur," jelas dia.

Gobel bahkan mengajak dunia pendidikan di Gorontalo untuk melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri yang lebih maju, seperti di Jepang dan Turki.

Sebelumnya, dalam kesempatan itu, Ketua Aptisi Gorontalo Azis Rachman menyampaikan aspirasi asosiasi para rektor itu kepada Gobel yang merupakan wakil rakyat dari daerah pemilihan Gorontalo.

Azis menyampaikan pendidikan tinggi di Gorontalo membutuhkan mitra untuk menjadi tempat magang mahasiswa. Selain itu, sekitar 40 persen mahasiswa di Gorontalo mengalami kendala dalam pemenuhan biaya pendidikan.

Selanjutnya, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Baktara Hartati Inaku menyampaikan bahwa dunia pendidikan tinggi di Gorontalo membutuhkan laboratorium kesehatan untuk pendidikan mahasiswa kesehatan. Terhadap semua aspirasi itu, Gobel menyampaikan akan meneruskannya ke komisi-komisi terkait agar bisa mendapat respons yang baik.

Namun, ia kembali menekankan bahwa Gorontalo juga harus berupaya membangun kemandirian daerahnya sendiri.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022