Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajak orang tua mengenalkan ideologi Pancasila kepada anaknya dengan cara yang sederhana untuk membentuk karakter bangsa yang kuat sejak dini.

"Pancasila itu harus ada sebuah semangat yang menggerakkan, menuju Indonesia ke depan yang memiliki ideologi kuat, maka kita bentuk karakter bangsa yang kuat," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Taufan Bakri dalam diskusi "Rabu Belajar" di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, cara sederhana yang bisa dilakukan para orang tua di antaranya memberi pemahaman kepada anak bahwa makanan yang disajikan harus dimakan habis.

Cara itu, kata dia, dilakukan sebagai bentuk penghargaan dan mengajarkan nilai ketahanan pangan rakyat.

Secara bertahap, kata dia, anak perlu mendapat sosialisasi terkait simbol negara di antaranya Bendera Merah Putih hingga Burung Garuda Pancasila.

"Menunjukkan Indonesia harus dikenalkan sejak dini, sosialisasi individual dalam rumah tangga menjadi benteng yang kuat," kata Taufik.

Baca juga: Dandim 0502 JU ajak anak kenali ideologi Pancasila sejak dini
Baca juga: Pancasila bisa jadi senjata perangi perselisihan berlatar agama

Ia menyadari pemahaman Pancasila yang dinilai menurun saat ini juga tidak terlepas dari penghapusan Ekaprasetia Pancakarsa atau Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

Setelah itu, kata dia, pembelajaran kewarganegaraan dan Pancasila mengalami pasang surut, sejalan dengan era reformasi yang saat itu bergulir di Tanah Air.

Kondisi itu, lanjut dia, menjadi pintu bagi paham yang tidak sesuai dengan Indonesia.

Dia menambahkan, upaya menanamkan ideologi Pancasila sejak dini perlu terus digaungkan agar tidak tergerus dengan paham ideologi yang tidak cocok dikembangkan di Indonesia. Salah satunya ideologi khilafah.

"Eskalasi (Pancasila) turun itu harus kita dobrak, harus kita ajak semua mahasiswa bergerak, ayo sama-sama hilangkan proses pemikiran tentang khilafah. Kita dialog musyawarah mufakat, kembangkan Indonesia lebih baik dan jaya," katanya.
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022