Makassar (ANTARA News) - Bank Indonesia mencanangkan 2006 sebagai tahun integritas sekaligus peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan dunia perbankan guna menggapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi. "Pencanangan ini bukan berarti BI dihuni oleh malaikat, tetapi bagaimana ke depan kesempurnaan itu bisa dicapai", kata Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, di Makassar, Selasa malam. Gubernur BI Burhanuddin Abdullah yang juga Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ini berada di ibukota Sulsel ini untuk menghadiri ramah tamah `A`bulo Sibatang` (kesepakatan) ISEI dengan peserta seminar regional ISEI dan pencanangan implementasi 'Pappaseng Taro Ada Taro Gau'," (pesan-pesan adat untuk meningkatkan pengabdian dan integritas) pegawai BI Makassar. Burhanuddin menambahkan bahwa sebuah bangsa dan masyarakat akan besar apabila kepercayaan sudah terwujud dengan baik, meski pun kondisi sekarang belum menggembirakan. "Pegawai BI bukan malaikat, namun deklarasi atau janji yang disampaikan ini semata-mata untuk meningkatkan integritas (kejujuran) dan kepercayaan kepada masyarakat luas agar ke depan bangsa ini semakin memiliki nilai plus dimata dunia," ungkapnya. Mengenai pertumbuhan ekonomi, ia mengatakan, diharapkan mencapai 5 sampai 5,7 persen tahun 2006 bisa tumbuh 5 sampai 5,7. persen. "Saya optimis pertumbuhan itu dapat dicapai dengan syarat bahwa semua elemen bangsa ikut memperbaiki dunia perbankan," katanya. Walau pun suku bunga (SB) hingga April ini masih konstan 12,75 persen namun penurunannya akan dilakukan bulan depan secara bertahap, dan ini bukan merupakan kebijakan BI melainkan keseimbangan penawaran dan permintaan pasar. Sebab, negara paling sejahtera adalah negara yang dikelola perekonomiannya secara bersih. Untuk menuju tercapainya ekonomi yang bersih tersebut maka integritas atau kejujuran perlu dimiliki setiap aparat BI maupun jajaran perbankan lainnya. Burhanuddin yang juga Ketua Umum ISEI menilai wadah yang menghimpun sarjana ekonomi ini dalam 2 - 3 tahun ini kembali aktif setelah beberapa tahun lalu kurang menggema kegiatannya. "Mungkin pada krisis lalu ISEI dianggap tiarap, tetapi dalam tiga tahun terakhir ini kegiatan-kegiatannya sudah banyak diantaranya seminar yang dilakukan di tingkat Pusat maupun daerah," ujarnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006