banjir di Jakarta kini bukanlah banjir yang sifatnya tradisional, yang mana masyarakat sering menyebutnya sebagai banjir kiriman
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hujan lokal yang terjadi di DKI Jakarta dapat mempengaruhi terbentuknya genangan yang cukup signifikan.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti di Jakarta, Senin, menjelaskan bahwa banjir di Jakarta kini bukanlah banjir yang sifatnya tradisional, yang mana masyarakat sering menyebutnya sebagai banjir kiriman.

"Sekarang tidak seperti itu, karena berkaca pada kejadian mulai dari banjir Latuharhary 2013, tanggul jebol. Kemudian yang baru-baru ini tahun 2020, Halim terendam, yang tidak ada hubungannya dengan kondisi hulu," ujar Abdul.

Sehingga, kondisi-kondisi hujan lokal di Jakarta saat ini bisa berpengaruh pada banjir, dengan intensitas hujan tinggi, yang menciptakan genangan-genangan yang cukup signifikan secara lokal.

Baca juga: Periode 3-9 Oktober, BNPB nyatakan 150.322 jiwa terdampak banjir

Baca juga: BNPB fasilitasi Pemkab Aceh Utara tangani darurat banjir


"Jadi tanpa ada peningkatan debit air dari hulu pun, meskipun saat ini yang terjadi di sepanjang Ciliwung hari ini adalah banjir kiriman, tetapi yang sebelumnya itu lebih banyak disebabkan oleh hujan lokal," ujar dia.

Abdul mengatakan perlunya melakukan revolusi drainase atau infrastruktur keairan di saat ini yang mana Jakarta merupakan megapolitan dengan urbanisasi, kepadatan penduduk dan dinamika yang cepat.

"Kita memang harus membuat revolusi, atau perubahan yang sangat signifikan, dalam konteks drainase keairan dan infrastruktur keairan kita," ujar Abdul.

Baca juga: BNPB serahkan bantuan senilai Rp350 juta tangani banjir Aceh Utara

Baca juga: BNPB serahkan dukungan Rp350 juta untuk banjir Aceh Utara

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022