Saya copot dulu ini (pin). Mari kita buka-bukaan. Silakan tanya dan debat saya sekeras-kerasnya. Kalian mau kritik pemerintah, silakan! Di forum ini, saya minta untuk kita melakukan dialog yang konstruktif. Tidak apa-apa. Saya juga kan pernah berangk
Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan sejumlah isu diantaranya soal krisis global, hilirisasi hingga kenaikan BBM saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ke-XV di Universitas Negeri Padang di Padang, Sumatera Barat, Senin (17/10).

Dalam kesempatan itu, Bahlil tiba-tiba mencopot pin menterinya (Nayaka) dan mengajak debat terbuka para peserta Rakernas. Aksinya pun disambut riuh tepuk tangan mahasiswa.

“Saya copot dulu ini (pin). Mari kita buka-bukaan. Silakan tanya dan debat saya sekeras-kerasnya. Kalian mau kritik pemerintah, silakan! Di forum ini, saya minta untuk kita melakukan dialog yang konstruktif. Tidak apa-apa. Saya juga kan pernah berangkat dari sana (aktivis mahasiswa),” katanya sebagaimana dikutip dari keterangan di Jakarta, Selasa.

Bahlil memaparkan, ancaman krisis di dalam negeri tidak lepas dari dinamika krisis global yang datang silih berganti.

Krisis global berawal dari perang dagang antara China dan Amerika Serikat, disusul krisis kesehatan yakni COVID-19, kemudian diperparah oleh perang antara Rusia dan Ukraina. Selain itu, menanti di depan mata, ketegangan antara Taiwan dan China.

Lebih lanjut, Bahlil menyebut perang Ukraina dan Rusia telah melahirkan dua krisis besar yaitu krisis energi dan krisis pangan.

“Di hampir seluruh dunia terancam oleh kedua krisis ini, termasuk Indonesia,” imbuhnya.

Di sisi lain, kenaikan harga minyak dunia juga cukup membebani Indonesia lantaran Indonesia masih sangat bergantung pada impor minyak. Produksi minyak Indonesia hanya sebesar 700.000 barel per hari, sedangkan konsumsi minyak 1.500.000 barel per hari.

Kenaikan harga minyak dunia itu membuat subsidi BBM di dalam APBN membengkak hingga Rp635 triliun.

Namun, yang memprihatinkan, sebesar 70 persen tidak tepat sasaran, sebab subsidi BBM tersebut justru jatuh ke kelompok orang yang berkecukupan. Oleh karena itu, pemerintah mengalihkan subsidi tersebut langsung ke kalangan tidak mampu.

Selanjutnya, Bahlil juga memaparkan perjuangan Indonesia dalam mendorong hilirisasi di pentas dunia, termasuk G20. Dia mengatakan, tidak semua negara G20 senang dengan program hilirisasi yang tengah digencarkan oleh pemerintah. Namun, Bahlil mengatakan, pihaknya berhasil menjadikan hilirisasi sebagai bagian dari agenda dunia di G20.

Hilirisasi, menurut Bahlil, akan mampu mengeluarkan Indonesia dari ancaman jebakan pendapatan menengah atau middle income trap untuk menuju negara maju. Sebab itu, dalam mendorong realisasi investasi, pentingnya pemerataan ekonomi di seluruh daerah sebagai salah satu faktor untuk mendukung Indonesia Emas pada tahun 2045.

Selanjutnya, Bahlil menekankan pentingnya peran generasi muda khususnya mahasiswa untuk turut serta menggerakkan perekonomian daerah salah satunya melalui hilirisasi industri.

Hal ini bertujuan agar pengusaha daerah mendapatkan manfaat secara maksimal dari sumber daya alamnya dan dapat menjadi tuan di daerah sendiri.

Bahlil memaparkan bahwa hilirisasi dalam akselerasi industri menjadi suatu strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal dan membentuk pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah.

Koordinator BEM SI Muhammad Yuza mengatakan bahwa agenda Rakernas tersebut menjadi bukti semangat dan nafas juang para mahasiswa seluruh Indonesia agar dapat berkontribusi nyata dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

Yuza juga mengapresiasi gerakan mahasiswa dari seluruh penjuru negeri untuk bergerak bersama atas dasar kepedulian akan keadaan bangsa yang belum pulih sepenuhnya pascapandemi COVID-19 dan di tengah isu geopolitik.

“Momentum hari ini menjadi bukti bahwa gerakan mahasiswa masih terus ada dan menyeluruh, karena dari setiap daerah di penjuru negeri datang untuk mempersiapkan rancangan kerja secara nasional. Sebuah kebanggaan dan menjadi amunisi besar untuk kembali meningkatkan dan memperluas semangat pemuda untuk menjadi penggerak perubahan di negeri ini,” ungkap Yuza.

Baca juga: Bahlil tekankan peran perguruan tinggi capai Indonesia Emas 2045

Baca juga: Bahlil singgung perlu pilih "sopir ahli" jaga stabilitas politik 2023

Baca juga: Bahlil akui hilirisasi tersandung kesiapan SDM

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022