Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya yang bergerak dalam logistik kelautan PT Pertamina International Shipping (PIS) menandatangani perjanjian kolaborasi bisnis atau  basic Agreement dengan perusahaan perkapalan Jepang, Nippon Yusen Kaisha (NYK).

Kolaborasi bisnis itu mencakup berbagai poin penting Shareholders Agreement (SHA) dan Strategic Alliance Agreement (SAA) terkait potensi investasi.

"Kesepakatan ini sesuai dengan aspirasi kami untuk menjadi Asian Leading Integrated Marine Logistics Company," kata Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina Salyadi Saputra dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pihaknya menargetkan bisa menjalin kerja sama dengan mitra terkemuka untuk membantu pengembangan usaha. Menurutnya, penandatanganan itu menjadikan NYK sebagai mitra strategis PIS dengan potensi kolaborasi bisnis untuk angkutan gas alam cair (LNG) di rute domestik maupun internasional.

Selain itu untuk memperluas ekspansi perseroan di pasar global sekaligus mengembangkan kapabilitas PIS menjadi perusahaan logistik kelautan terintegrasi terbesar di Asia.

Direktur Utama PIS Yoki Firnandi mengatakan pemilihan NYK sebagai mitra berdasarkan pertimbangan nama besar NYK sebagai posisi kedua di dunia dalam hal pemilik pengangkutan gas.

Baca juga: Pertamina Shipping fokus jadi perusahaan logistik hijau

“NYK memiliki keahlian dan pengalaman panjang dalam bidang angkutan LNG. Kelebihan NYK ini sejalan dengan kebutuhan PIS untuk mengembangkan lini bisnis baru yang lebih ramah lingkungan,” ujar Yoki.

PIS saat ini telah memiliki peta jalan bisnis yang sejalan dengan kebijakan transisi energi yang ditetapkan oleh pemerintah. Pada 2030 perseroan menargetkan 20 persen pendapatan bersumber dari kargo hijau.

Melalui kerja sama itu, Yoki berharap dapat memberi manfaat positif bagi bisnis PIS, terutama dalam angkutan LNG, untuk mendukung peta jalan menuju bisnis hijau yang berkelanjutan.

Pihak NYK menyambut baik kerja sama dengan PIS dan diharapkan bisa mencakup banyak sektor bisnis terkait energi mulai dari kapal VLCC (Very Large Crude Carrier), VLGC (Very Large Gas Carrier), bisnis lepas pantai seperti Floating Storage Regasification Unit (FSRU), energi dan bahan bakar baru terbarukan, bahkan hingga pemanfaatan teknologi untuk mengurangi emisi dan penerapan CCS/CCUS.

Baca juga: Pertamina terapkan teknologi pemanfaatan karbon di Kilang Balikpapan

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022