ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) seharusnya tidak ada dalam obat-obatan sirop
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap fasilitas kesehatan (faskes) agar tidak meresepkan obat dengan kandungan bahan berbahaya yang diduga menjadi penyebab kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.

"Kita lakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian (binwasdal) terhadap semua fasilitas kesehatan termasuk apotek dan toko obat," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Rismasari di Jakarta, Kamis.

Setelah itu, apabila masih menemukan apotek atau toko obat memperdagangkan obat dengan kandungan bahan berbahaya maka Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat melakukan pembinaan bahkan bisa melakukan teguran.

"Apabila ditemukan kandungan berbahaya, maka kita bina dan beri teguran," ucapnya.

Rismasari melanjutkan jika setelah diberi teguran dan terulang kembali maka pihaknya bisa melaporkan kepada Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) agar dapat ditindaklanjuti.

Selain itu, Rismasari juga menjelaskan sebelum adanya kasus Acute Kidney Injury (AKI), suku dinas kesehatan sudah melakukan pengawasan.

"Jauh sebelum adanya kasus AKI, suku dinas kesehatan Jakarta Pusat sudah melakukan pengawasan dengan datang langsung ke apotek dan toko obat," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa menurut hasil penelitian ada tiga zat kimia berbahaya yang ditemukan pada obat sirop yang dikonsumsi oleh pasien anak yang mengalami gagal ginjal akut, yakni ethylene glycol, diethylene glycol, dan ethylene glycol butyl ether.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis, Menteri Kesehatan mengatakan bahwa ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) seharusnya tidak ada dalam obat-obatan sirop, dan kalau pun ada harus sangat sedikit kadarnya.

Zat-zat kimia tersebut bisa muncul bila polyethylene glycol, yang batas toleransi ditentukan, digunakan sebagai penambah kelarutan dalam obat-obatan berbentuk sirop.
Baca juga: Pemprov DKI diminta serius perhatikan fenomena ginjal akut pada anak
Baca juga: Tiga zat kimia berbahaya ditemukan pada obat pasien gagal ginjal akut
Baca juga: Puan: Gencarkan edukasi terkait kasus gagal ginjal pada anak


Pewarta: Ulfa Jainita
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022