Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara G20 Indonesia Siti Nadia Tarmizi mengatakan sebanyak tujuh negara G20 tertarik untuk berkolaborasi mewujudkan pemerataan pusat riset dan manufaktur farmasi, khususnya ke negara belahan selatan.

"G20 berkomitmen mendorong pusat riset dan manufaktur yang kini terkonsentrasi di negara belahan utara, menuju negara belahan selatan," kata Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers dalam jaringan Road To 2nd HMM yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Jumat.

Nadia mengatakan, dari total 19 negara anggota G20, sebanyak tujuh di antaranya telah menyampaikan ketertarikan berkolaborasi untuk pemerataan akses terhadap pusat riset dan manufaktur secara global.

Tujuh negara yang dimaksud di antaranya Argentina, Brazil, India, Indonesia, Saudi Arabia, Turki dan Afrika Selatan.

Baca juga: 2nd HMM finalisasi kesepakatan arsitektur kesehatan global

Baca juga: Wamen BUMN: Pembangunan ekosistem kesehatan krusial bagi Indonesia


Menurut Nadia, G20 berkomitmen untuk memperluas jaringan manufaktur dan kerja sama penelitian melalui pembentukan hub vaksin dan obat-obatan yang lebih luas, terutama menuju negara di belahan selatan.

"Akses vaksin dan alat diagnostik untuk negara ekonomi rendah perlu diciptakan pemerataan, serta kemandirian bagi negara berpenghasilan menengah seperti Indonesia agar bisa ikut memperkuat pertahanan kesehatan di level global," katanya.

Menurut Nadia, kesepakatan final terkait pemerataan pusat riset dan manufaktur farmasi global diangkat dalam agenda 2nd Health Ministers Meeting pada 27--28 Oktober 2022 di Bali.

Nadia berharap forum tersebut dapat mendorong negara lain berkontribusi dalam upaya pemerataan akses kesehatan global yang lebih luas.*

Baca juga: Dinkes Bali siapkan ruang kesehatan VIP di lokasi G20

Baca juga: Indonesia bangun mekanisme formal akses layanan kesehatan global

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022