Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 58 orang penumpang dan anak buah kapal (ABK) Bersita-2 yang tenggelam di Selat Loekloi antara Pulau Ndao dan Pulau Nusa di Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (17/4) malam sekitar pukul 19.00 Wita, berhasil diselamatkan oleh kapal cepat Bahari Ekspres. Dari jumlah penumpang yang berhasil diselamatkan itu, 54 orang di antaranya kemudian diturunkan Bahari Ekspres di Pulau Ndao dan empat orang lainnya termasuk nahkoda kapal, Zakarias Rano berserta sejumlah ABK dan pemilik kapal, diturunkan di Pulau Rote, kata Kadis Perhubungan NTT, Simon Uly ketika dihubungi ANTARA di Kupang, Selasa. Menurut keterangan nahkoda kapal, Zakarias Rano, kata Simon Uly, jumlah penumpang yang diangkut dalam pelayaran dari Pulau Ndao ke Pulau Rote pada saat itu berjumlah 53 orang serta enam ABK. Kapal tersebut berangkat dari Pulau Ndao pukul 16.00 Wita dan tenggelam di Selat Loekloi sekitar pukul 19.00 Wita. Dengan demikian, kata dia, masih satu orang penumpang yang belum diketahui nasibnya, jika nahkoda kapal mengklaim bahwa jumlah penumpang dan ABK yang berlayar pada saat itu hanya berjumlah 59 orang. Menyangkut jumlah 110 orang penumpang seperti yang dilaporkan sebelumnya, Simon Uly mengatakan, pihaknya mendapat informasi tersebut dari keluarga korban yang ikut dalam pelayaran pada saat itu, bukan atas dasar sebuah perkiraan belaka. "Bahwa nahkoda kapal mengklaim hanya 53 orang penumpang dan enam ABK, silakan saja," katanya dan menambahkan, nahkoda kapal serta beberapa ABK dan pemilik kapal saat ini sedang dimintai keterangan oleh pihak Kepolisian Rote Ndao di Ba`a, ibukota Kabupaten Rote Ndao untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan itu. Kapal Bersita-2 dengan panjang 11 meter dan lebar tiga meter itu diduga kuat kelebihan muatan sehingga tenggelam ketika memasuki Selat Loekloi antara Pulau Ndao dan Pulau Nuse, dua pulau kecil yang terletak di wilayah Rote Barat Laut. Menurut hasil foto satelit yang disampaikan Kepala BMG Stasiun El Tari Kupang, Albertus Kusbagio, tinggi gelombang di wilayah perairan NTT berkisar antara 0,5-1,5 meter dengan kecepatan angin hanya mencapai 10 knot atau 18 km/jam. "Kecepatan angin dan tinggi gelombang ini sama sekali tidak menggangu pelayaran," katanya ketika dihubungi ANTARA secara terpisah mengenai keadaan cuaca di NTT berkaitan dengan musibah tenggelamnya kapal Bersita-2 itu. Ia menambahkan, bangkai kapal itu sudah berhasil diangkat dan telah digiring keluar menuju pantai Pulau Ndao. Menyangkut sebab-sebab kecelakaan, Simon Uly mengatakan, pihaknya belum mengetahui karena nahkoda kapal serta sejumlah ABK dan pemilik kapal, saat ini sedang menjalani pemeriksaan intensif di Polres Rote Ndao di Pulau Rote.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006