Dinkes harus segera melakukan proses jemput bola
Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth meminta Dinas Kesehatan DKI Jakarta proaktif untuk menjemput bola dalam pengadaan obat gagal ginjal akut atipikal agar distribusinya tidak terkendala.

"Terkait dengan itu, Dinkes harus segera melakukan proses jemput bola, harus proaktif dalam mencari informasi dan juga harus selalu berkomunikasi dengan Kemenkes agar pendistribusian di Jakarta tidak mengalami kesulitan. Karena menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, obat tersebut sangat langka," kata Kenneth dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Menurut dia, saat ini 26 vial obat Fomepizole untuk pengobatan gangguan ginjal akut progresif atipikal telah dibawa ke Indonesia dari dua negara, yakni Singapura dan Australia.

Lebih lanjut, Kenneth juga meminta Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk bergerak cepat dalam melakukan deteksi dini serta siaga dalam melayani pasien anak dengan diagnosa gagal ginjal akut.
 
"Dinkes harus gerak cepat untuk mendeteksi para balita yang mengalami gangguan ginjal akut dan harus segera ditangani saat ada pasien didiagnosa gagal ginjal akut," kata anggota Komisi Bidang Pembangunan DPRD DKI tersebut.

Baca juga: Polisi cek apotek terkait penarikan izin edar obat sirop di Jaksel
 
Saat ini, kasus gangguan ginjal akut ini terus mengalami peningkatan signifikan dan hingga 20 Oktober 2022 terdapat 86 anak mengalami gangguan gagal ginjal akut dengan 47,55 persen di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Dia juga meminta Pemprov DKI Jakarta segera menarik obat sirop anak yang diduga mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas yang dijual di apotek.
 
"BPOM telah merilis jenis obat sirop dengan kriteria itu Pemprov DKI dan Instansi terkait harus segera melakukan penarikan agar tidak ada lagi apotek yang menjual obat tersebut. RSUD dan Puskesmas juga harus siaga 1. Mudah-mudahan penyakit gangguan ginjal akut ini tidak meluas penularannya," katanya. 

Tengkes Jakarta
Ketua IKAL PPRA LXII Lemhannas RI ini juga berharap kepada Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono untuk lebih memperhatikan kesehatan warga dengan fokus dan memprioritaskan penanganan sejumlah penyakit yang melanda Jakarta, seperti COVID-19, gagal ginjal akut, dan tengkes, selain menangani banjir dan macet.
 
Tengkes, kata dia, juga masih menjadi momok di Jakarta karena berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Jakarta Utara memiliki tingkat tengkes tertinggi sebanyak 20,4 persen, disusul Jakarta Pusat: 19,7 persen, Kepulauan Seribu: 19,3 persen, Jakarta Barat 7,6 persen, Jakarta Selatan: 15,7 persen, dan Jakarta Timur: 13,4 persen.

Baca juga: Pemberian resep obat sirop di Jakarta diawasi
 
Hal tersebut, kata dia, karena efek pandemi COVID-19 sehingga perekonomian warga menurun akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan, hingga berdampak kepada keluarga.
 
"Selain banjir dan macet, Pak Heru juga kita berharap memprioritaskan kesehatan warganya. COVID-19, gagal ginjal akut dan tengkes harus mendapatkan perhatian khusus, bisa dengan melakukan prioritas anggaran dan memastikan tepat sasaran," katanya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022