Padang (ANTARA) - Kelompok masyarakat pesisir, Raja Samudera, memungut ratusan kilogram sampah plastik di laut Pulau Bando yang merupakan Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Pekanbaru di Pulau Pieh Kota Pariaman Sumbar.

Ketua Kelompok Raja Samudera, Irnal di Padang, Kamis, mengatakan total 318,5 kilogram sampah botol plastik yang berhasil dikumpulkan oleh Kelompok Masyarakat Raja Samudera yang diduga berasal dari aktivitas manusia di pesisir Sumatera Barat.

Menurut dia, sampah ini tidak terkelola dengan baik hingga akhirnya masuk ke laut dan berakhir di Pulau Bando yang tidak berpenduduk.

Ia mengatakan sampah ini adalah sampah yang dikumpulkan selama dua bulan terakhir dan botol plastik merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di Pulau Bando.

Baca juga: Kemenko Marves: RI tunjukan aksi penanganan sampah laut di G20

Baca juga: Pemkot Banjarmasin sosialisasi bahaya mikroplastik


“Tahap pertama ini telah berhasil mengangkut 45 karung sampah botol plastik dengan berat 225 kilogram. Sisanya akan diangkut di tahap kedua.” kata dia.

Salah satu anggota Kelompok Raja Samudera, Juwaldi mengatakan sampah anorganik lainnya seperti kantong plastik, kaca, dan tali bekas jaring nelayan juga banyak ditemukan di Pulau Bando.

Saat ini, sampah anorganik selain botol plastik belum dipilah sedangkan sampah organik dikelola dengan cara dikubur sebagai kompos alami.

“Kami berharap semua sampah di Pulau Bando dapat tertangani dengan baik,” kata dia.

Seluruh sampah dari Pulau Bando kemudian dibawa ke TPS 3R Naras Jaya untuk dikelola dengan cara didaur ulang.

Pihak TPS 3R Naras Jaya mengganti nilai sampah dengan uang sebesar Rp2.000-2.500 per kilogram sampah.

Direktur TPS 3R Naras Jaya sekaligus Pendiri Bank Sampah Sahabat Alam Desa Apar Pariaman, Ekho Kurniawan menyebutkan besaran nilai uang dapat berbeda dan berubah sewaktu-waktu menyesuaikan dengan harga dolar serta jenis dan kondisi sampah seperti tingkat kebersihan dan hasil pemilahan sampah.

“Kami merasa senang dapat berkolaborasi dalam penanganan sampah plastik dari Kawasan Konservasi Pulau Pieh oleh LKKPN Pekanbaru,” kata dia.

Menurut dia, kolaborasi LKKPN Pekanbaru dengan TPS 3R Naras Jaya, menunjukkan bukti bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan serius dalam mencari solusi penanganan sampah plastik di Kawasan Konservasi Nasional.

“TPS 3R Naras Jaya siap menjalin kolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan bebas dari ancaman sampah,” kata dia

Kepala LKKPN Pekanbaru Fajar Kurniawan mengatakan Bulan Cinta Laut menjadi salah satu langkah percepatan yang komprehensif dan terpadu dalam menangani sampah plastik di laut.

“LKKPN Pekanbaru melalui Kelompok Raja Samudera yang menjadi mitra kawasan. Kami memiliki andil dalam peningkatan peran masyarakat nelayan yang memanfaatkan sumber daya laut untuk mengurangi sampah laut. Jadi, mereka ke laut tidak hanya menangkap ikan, tetapi juga menangkap sampah,” kata dia

Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Kelompok Raja Samudera dalam kegiatan konservasi, tidak hanya pelestarian penyu, namun juga pengendalian sampah laut.

“LKKPN Pekanbaru juga telah menjadi jembatan bagi Kelompok Raja Samudera dan TPS 3R Naras Jaya dalam meningkatkan nilai ekonomis dari sampah laut agar tercapainya ‘Laut Sehat, Indonesia Sejahtera’,” kata dia.*

Baca juga: DKP Sulsel dan Pemkab Selayar kampanye pengurangan sampah plastik

Baca juga: Bersih-bersih pantai di Padang kumpulkan 2,1 ton sampah


Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022