Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu akhirnya memutuskan untuk membatalkan dikeluarkannya ijin impor gula tambahan tujuan luar Jawa yang alokasinya berdasarkan pembagian sisa impor yang belum terealisasi. "Setelah ada jaminan dari Dewan Gula Indonesia (DGI) bahwa produksi cukup untuk sebelum musim giling dan setelah menghitung realisasi impor selama April plus gula rafinasi yang dibolehkan masuk, maka tidak perlu ijin impor tambahan,"katanya kepada wartawan di Jakarta, Rabu. Apalagi, musim giling akan mulai secara serentak pada Mei 2006 dan beberapa pabrik gula telah mulai giling sejak April ini. Selain itu, kata Mari, realisasi impor gula yang dikeluarkan pada Oktober 2005 sebesar 70-80 persen dari 300 ribu ton. Alokasi ijin impor tambahan rencananya akan dihitung secara proporsional berdasarkan realisasi ijin impor gula yang didapatkan oleh empat IT (PTPN IX,X,XI dan PT RNI), Perum Bulog, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. Empat IT mendapat ijin impor gula sebanyak total 190ribu ton yang hampir 100 persen terealisasi dan masuk sejak Desember 2005 hingga Februari 2006. Bulog telah memiliki kontrak sebanyak 45ribu ton dan belum ada yang terealisasi. Terkait hal tersebut, Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Diah Maulida mengatakan bahwa ijin masuk ke pelabuhan tujuan dapat diperpanjang untuk mempermudah gula impor yang kemungkinan mengalami hambatan di pelabuhan lain. "Biasanya satu bulan sebelum musim giling impor ditutup tapi kami belum tutup bahkan bisa diperpanjang tergantung kebutuhan mengingat adanya hambatan masuk bagi gula impor seperti ditahannya kapal yang membawa gula impor untuk tujuan Makasar di Riau," katanya. Sementara itu, mengenai bea masuk (BM) gula putih maupun raw sugar, Menteri Perdagangan mengatakan tidak akan diturunkan karena saat ini sudah masuk musim giling. "BM nanti dibahas setelah ada pertimbangan untuk memberikan ijin impor," katanya. Stok gula aman Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Ardiasyah Parman, mengatakan produksi gula selama 2006 diperkirakan akan mencapai sekitar 2,478 juta ton sedangkan konsumsi di luar kebutuhan industri diperkirakan mencapai 2,6-2,7 juta ton. "Secara nasional pasokan gula Indonesia masih kurang. Kalau produksi tercapai sebear 2,4 juta tonmaka masih ada kemungkinan impor 200-300 ribu ton," kata Ardiansyah. Sementara itu, stok gula bulan Mei diharapkan masih ada sekitar 40 ribu ton setelah menghitungkan produksi April serta konsumsi Maret-April. Stok hasil giling dari 11 pabrik gula selama April diperkirakan sebesar 65.965 ton. Sedangkan stok fisik pada April di luar gula rafinasi mencapai 281.349 ton, maka total stok selama April mencapai 347.314 ton. Sementara prediksi kebutuhan konsumsi langsung selama 15 Maret-30 April sekitar 322.314 ton. "Stok per 1 Mei sekitar 14.362 ton dengan diijinkannya gula rafinasi masuk pasar sebanyak 25 ribu ton, diharapkan di bulan Mei masih ada stok 40 ribu ton," katanya. Terkait, tambahan pengamanan stok gula rafinasi 25 ribu ton, Ardiasnyah mengatakan tidak diperlukan impor raw sugar. "Pasokan tebu sekarang besar jadi tahun ini tidak diperlukan tambahan impor raw sugar. Dulu ada, karena untuk memenuhi idle kapasiti pabrik," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006