Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, mengikuti pameran tenun pada Presidensi/Keketuaan G20 guna menggali kreativitas siswa pada ranah usaha mikro, keci, dan menengah (UMKM).

"Sebagai salah satu sekolah penggerak di Bali memiliki beberapa 'project', selain ekstrakurikuler, di antaranya pertenunan yang berkolaborasi dengan industri pertenunan dari Sinabun sejak tahun 2021," kata Kepala SMAN 3 Singaraja Putu Eka Wilantara di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Jumat.

Pihaknya mengajak siswa SMAN 3 Singaraja untuk mengikuti pameran produk di ajang Presidensi G20 dengan melalui seleksi ketat.

Setelah dinyatakan lulus seleksi, Eka memilih empat siswanya yang juga memiliki komunikasi Bahasa Inggris yang baik untuk mengikuti latihan menenun selama satu bulan secara berkelanjutan sebagai persiapan tampil pada 27-31 Oktober 2022.

“Mudah-mudahan dengan ini kita dapat mengangkat budaya serta kearifan lokal yang dimiliki Buleleng di kancah internasional,” harapnya.

Ia mengatakan sarana prasarana yang dimiliki pihak sekolah dalam mendukung kegiatan latihan yaitu dengan menyediakan dua unit alat tenun seharga Rp10 juta per unit, sudah dilengkapi dengan benang untuk merajut.

Selanjutnya, kata dia, tenun yang dibuat merupakan konsep terbaru dengan mengombinasikan Endek bersama Songket, yang tentunya dengan ciri khas Buleleng.

Baca juga: PLN bentuk lima posko di Nusa Dua pastikan pasokan listrik G20 aman

Ke depan, pihaknya berharap, tamatan yang mengikuti proyek ini bukan hanya bisa menenun, namun memiliki manajemen yang berdasarkan profil pelajar Pancasila meliputi gotong royong, pendidikan global, berpikir kritis.

Keikutsertaan di ajang G20 juga diharapkan menjadi penyemangat bagi siswa agar membuat produk yang nantinya dapat dikomersialkan melalui manajemen produk pemasaran daring yang dikelola langsung oleh sekolah.

“Tidak hanya membuat produk tenun, namun dengan pembentukan karakter dari kemampuan mereka bekerja sama serta berinteraksi dengan masyarakat itu yang terpenting,” tegasnya.

Putu Puspa Widyanti, salah satu peserta pameran, mengatakan awal mula dirinya bisa terpilih untuk mengikuti kegiatan ini karena sempat mendapatkan juara pertama "story telling" (bercerita) yang diadakan sekolahnya.

Untuk mempersiapkan penampilan di ajang pameran G20, ia diberi kepercayaan mengikuti pelatihan tenun bersama tiga temannya yang sebelumnya sudah menguasai kemampuan komunikasi Bahasa Inggris.

Baca juga: Pertemuan puncak menteri kesehatan G20 hasilkan enam tindakan utama

Puspa menambahkan terdapat kendala yang dirasakannya diawal melakukan pelatihan mulai dari grogi pada saat kondisi mengerjakan tenun dan kemampuan berkomunikasi dengan tamu mancanegara yang memiliki aksen berbeda.

Namun hal itu bukan menjadi batu sandungan baginya untuk tetap terus melatih kemampuannya agar bisa tampil maksimal.

Ia mengajak teman sejawatnya di sekolah untuk bisa maju bersama belajar melalui tenun, selain bonus ikut serta dalam kegiatan internasional, juga mendapat ilmu praktis yang nantinya saat menamatkan sekolah mampu diimplementasikan di dunia industri ataupun untuk berwirausaha.

“Dengan keikutsertaan SMAN 3 Singaraja di kancah internasional, semoga bisa sebagai kebanggaan peserta, dan sekolah pastinya,” katanya.

Baca juga: Filosofi Bali bisa jadi jawaban bagi KTT G20 capai kesepakatan
Baca juga: BTB dan APJII siap bantu persiapan KTT G20 di Bali
Baca juga: Konsultan: Ajang G20 beri dampak positif bagi bisnis hotel di Bali

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/IMBA Purnomo
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022