Jakarta (ANTARA News) - Tiga negara pantai yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura sepakat untuk memperkokoh kerja sama pengamanan di Selat Malaka, dalam bentuk patroli terkoordinasi Malsindo. "Kerja sama tiga negara dalam pengamanan Selat Malaka, selama ini telah berjalan baik terbukti dengan turunnya angka tingkat kejahatan di wilayah perairan tersebut," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Sunarto Sjoekronoputra kepada ANTARA di Jakarta, Kamis. Kerja sama pengamanan Selat Malaka oleh tiga negara dalam kerangka patroli terkoordinasi "Malsindo" diluncurkan pada Juli 2004, untuk mengurangi tingkat kejahatan di selat sepanjang 500 mil tersebut. Dalam kerja sama tersebut angkatan bersenjata masing-masing negara mengerahkan lima unsure patroli laut dan dua unsure patroli udara, yang secara bersama-sama dan terkoordinasi mengamankan selat terpadat di dunia itu. Sunarto mengemukakan, komitmen untuk memperkokoh kerja sama pengaman Selat Malaka itu, ditandai dengan akan disahkannya kesepakatan patroli bersama di Selat Malaka (Terms of Reference The Malacca Straits Patrol Joint Coordinating Committee (TOR) MSP JCC). Selain itu, tambah dia akan ditandatangani pula standar prosedur operasional (SOP) patroli terkoordinasi di Selat Malaka oleh tiga negara pantai, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura. "SOP itu merupakan ketentuan bersama yang mengatur pelaksanaan operasi pengamanan Selat Malaka, oleh tiga negara," kata Sunarto. Pengukuhan kerja sama pengamanan Selat Malaka oleh tiga negara pantai itu akan dilakukan dalam pertemuan tiga panglima angkatan bersenjata masing-masing negara di Batam, Indonesia, pada 21 April 2006. Ketiga panglima angkatan bersenjata itu adalah Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia Admiral Tan Sri Dato Sri Moh Anwar Bin Hj Mohd Noor dan Panglima Angkatan Bersenjata Singapura Letnan Jenderal Ng Yat Chung. Pada kesempatan terpisah, Dirjen Strategi Pertahanan (Strahan) Departemen Pertahanan (Dephan) Mayjen TNI Dadi Susanto mengemukakan, pengamanan Selat Malaka akan menjadi salah stu topik bahasan dalam dialog ke-4 keamanan RI-Amerika Serikat (AS) (Indonesian-United States Security Dialogue/IUSSD) di Washington DC, AS, 23-30 April 2006. "Sebagai salah salah satu negara yang berkepentingan dengan keamanan Selat Malaka, maka RI akan meminta dukungan teknis AS untuk pengamanan di Selat Malaka, terutama dalam kegaitan maritime patrol," katanya. Dadi menegaskan pengamanan di Selat Malaka tetap menjadi tanggungjawab tiga negara pantai. "Tiga negara sepakat untuk mempertahankan kedaulatnnya atas wilayahnya di Selat Malaka," tuturnya. Namun, tiga negara tidak menutup kemungkinan dukungan pengamanan dari negara pengguna seperti AS dan Jepang, selama dukungan itu dalam bentuk bantuan teknis, bukan gelar kekuatan militer, kata Dadi menegaskan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006