London (ANTARA) - Rusia mengatakan akan berisiko bagi Ukraina untuk terus mengekspor gandum melalui Laut Hitam setelah Moskow menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memfasilitasi pengiriman tersebut.

"Ketika Rusia berbicara tentang ketidakmungkinan menjamin keamanan pengiriman di wilayah ini, kesepakatan seperti itu hampir tidak mungkin, dan pengiriman itu menjadi jauh lebih berisiko, berbahaya, dan tidak dijamin," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, Senin.

Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam kesepakatan itu setelah serangan terhadap armadanya di Laut Hitam.

Peskov menyalahkan tindakan pihak Ukraina karena mengganggu kesepakatan itu.

Di lain pihak, Ukraina menuduh Rusia "memeras dunia dengan kelaparan".

Peskov mengatakan kontak Rusia dengan Turki dan PBB, yang menengahi kesepakatan ekspor gandum pada Juli, terus berlanjut.

Dia menolak berkomentar ketika ditanya apa yang diperlukan, dari sudut pandang Rusia, agar kesepakatan dapat dilanjutkan.

Sebanyak 12 kapal bermuatan gandum meninggalkan pelabuhan Ukraina pada Senin, meskipun Rusia menarik diri dari kesepakatan Laut Hitam.

Langkah Rusia tersebut telah memicu kecaman dari Ukraina, NATO, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.

Presiden AS Joe Biden menyebut langkah Rusia itu "keterlaluan" dan mengatakan keputusan itu akan meningkatkan kelaparan, sementara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuduh Moskow menggunakan pangan sebagai senjata dalam perang.

Sumber: Reuters

Baca juga: Kesepakatan ekspor gandum Ukraina berlanjut tanpa Rusia
Baca juga: Usai batalkan perjanjian pangan, Rusia hujani Ukraina dengan rudal
Baca juga: Harga gandum naik 5,5 persen, Rusia mundur dari perjanjian Laut Hitam

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022