Menkominfo juga mengatakan bahwa survei Indeks Literasi Digital di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memperoleh nilai sebesar 3,60 yaitu sedikit di atas rata-rata indeks literasi digital nasional.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan pihaknya menyelenggarakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki talenta digital.

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu: Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200 orang hingga 300 orang per tahun bekerja sama dengan 8 universitas ternama di dunia,” kata Menteri Johnny dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Dia menambahkan Digital Talent Scholarship merupakan program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Kemudian juga diselenggarakan Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia.

Menkominfo juga mengatakan bahwa survei Indeks Literasi Digital di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memperoleh nilai sebesar 3,60 yaitu sedikit di atas rata-rata indeks literasi digital nasional.

Walaupun demikian, hal tersebut belum cukup. Dengan semakin tinggi penetrasi internet di Indonesia, maka risiko yang muncul di ruang digital juga makin tinggi.

“Berbagai pertimbangan ini menjadi dasar untuk menggaungkan Gerakan Nasional Literasi Digital. Saya harap berbagai program kelas ini akan diikuti dengan baik di oleh masyarakat NTT. Mari kita wujudkan masyarakat digital yang berdaya saing, inovatif, dan produktif dalam ruang-ruang digital,” imbuh dia.

Direktur Pemberdayaan Informatika, Bonifasius Wahyu Pudjianto, yang menyampaikan urgensi Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia. Bonifasius menjelaskan empat pilar digital sebagai kurikulum literasi digital yang mampu menjadi bekal bagi masyarakat Indonesia khususnya warga Manggarai Barat.

Selanjutnya, sambutan kedua diberikan oleh Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi yang juga mendukung program Kemenkominfo serta mengajak para warga dan komunitas khususnya para tamu undangan agar bersama-sama untuk mampu menjadi duta literasi digital dalam rangka mencegah penyalahgunaan teknologi digital.

“Ada 45 persen warga Manggarai Barat telah memiliki melek digitalisasi. Harapannya bagaimana kita mampu memanfaatkan hal ini agar dunia digitalisasi dapat memberikan hal positif untuk edukasi maupun usaha di Manggarai Barat,” terang Endi.

Pegiat literasi dan wisata di Labuan Bajo, Siprianus Bhuka, mengatakan terdapat dua dari empat pilar literasi digital yaitu etika digital dan keamanan digital. Siprianus menyoroti bahwa etika adalah hal yang paling penting dalam bermedia sosial. Media sosial memberikan penggunanya ruang bebas dalam berekspresi sehingga setiap pengguna harus memiliki batas etika dalam bermedia sosial.

Tidak sampai disitu, Siprianus juga menyampaikan pentingnya digital safety dalam transaksi digital dengan menyoroti alat pembayaran uang secara digital seperti Go Pay, Dana, OVO, dan semua platform yang memungkinkan pengguna dapat bertransaksi secara online. Resiko dalam transaksi online adalah seringkali pengguna tidak ketat dalam menjaga data pribadi seperti pin atau kata sandi.

“Ganti kata sandi tiap enam bulan sekali, dan jangan beritahu siapapun dan jangan sembarangan mengakses situs-situs atau link yang menawarkan hadiah yang menggiurkan,” imbuh Siprianus.
​​​​​​​Baca juga: Kemenkominfo sosialisasi pembangunan jaringan Palapa Ring Integrasi
Baca juga: Kemenperin sumbang komputer berkecepatan tinggi untuk sekolah vokasi
Baca juga: KBRI Canberra tawarkan kerja sama sekolah vokasi Indonesia-Australia


Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022