Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis saraf dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp.N, mengatakan gangguan ingatan atau lupa yang sering dialami seseorang bisa mengakibatkan gangguan kecemasan hingga frustrasi.

"Karena fokusnya terbatas, daya ingat terbatas, kemudian apa-apa jadi lama, dikomplain bosnya, di-bully, itu yang kemudian membuat dia jadi cemas dan frustrasi," ucapnya dalam webinar HUT Ke-103 RSCM yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pada usia muda yang mengalami frustrasi akibat masalah gangguan ingatan biasanya karena tidak bisa memenuhi tuntutan pekerjaan atau akademis sehingga kerap mendapat ancaman dan perundungan dari lingkungan sekitar.

Namun, dokter yang akrab disapa Visa ini mengatakan belum tentu masalah frustrasi tersebut dikaitkan dengan gangguan mental.

Baca juga: Dokter: Penuhi empat bahan baku otak agar tidak sering lupa

"Orang di usia muda saat lupa wajar banget mengalami frustrasi. Artinya perlu dibedakan, belum tentu juga itu gangguan mental, tetapi yang sering ditemukan pasiennya memang mengalami gangguan kognitif dan dia jadi frustrasi karena itu," ucap Visa.

Visa juga mengatakan pasien yang datang dalam keadaan frustrasi dan gangguan kecemasan banyak disalahartikan sebagai masalah psikis dan mental. Padahal jika dirunut, frustrasi yang dialaminya adalah kejadian ikutan karena tuntutan yang tidak bisa dipenuhi oleh pasien akibat gangguan ingatannya.

"Kadang ada yang salah dipahami, jadi karena datangnya sudah frustrasi dan cemas dianggapnya masalah psikisnya, padahal kalau dirunut lagi karena lupanya dia jadi kesal karena tidak bisa memenuhi tuntutan pekerjaan atau akademis," ucap Visa.

Baca juga: Dokter imbau pasien tak diagnosa sendiri gangguan kecemasan

Ia juga mengingatkan para dokter jika menangani pasien dengan keluhan frustrasi atau stres, untuk dilihat riwayat lupa sebelumnya agar bisa diberikan penanganan pada sumber awal gangguannya.

"Sebaliknya orang yang depresi, cemas, bisa jadi gejala ikutannya lupa tapi penanganannya beda. Kalau gangguan lupanya datang duluan baru gangguan psikisnya kita fokus bereskan kognitifnya, nanti gejala ikutan frustrasinya bisa benar sendiri," ucapnya.

Dokter neurologi ini berharap masyarakat tidak lalai dan lebih perhatian pada tanda-tanda lupa yang terjadi pada dirinya dan tidak membiarkan terlalu lama agar tidak menjadi gangguan pada fungsi dan aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Hati-hati, orang dengan kecemasan berisiko terkena penyakit kronis

"Jarang banget orang yang sering lupa langsung ke dokter," ucapnya.

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022