Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengajak pelaku investasi usaha global untuk mengembangkan potensi gas di Indonesia guna mendukung pencapaian target netralitas karbon yang dicanangkan oleh pemerintah.

Dalam forum Abu Dhabi International Petroleum and Conference (ADIPEC) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan Indonesia memiliki potensi hidrokarbon yang sangat besar berupa 168 cekungan baru dan hanya 20 cekungan saja yang berproduksi menghasilkan gas.

"Potensi ini menunjukkan Indonesia punya cadangan gas yang sangat besar sebagai sumber energi transisi menuju net zero emission pada 2060. Oleh karena itu, kami mengundang investor untuk mengembangkan dan memproduksi cadangan gas tersebut untuk memenuhi kebutuhan gas ke depan,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dwi menjelaskan Indonesia mendukung kebijakan netralitas karbon di tengah meningkatnya kebutuhan energi nasional. Saat ini, Indonesia sedang melakukan transisi energi, antara lain dengan mengganti secara bertahap penggunaan sumber energi pembangkit listrik dari batu bara ke gas.

Di sisi lain, Indonesia tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan akan gas terutama gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), baik untuk domestik maupun ekspor.

Sebagai negara produsen gas alam, Indonesia telah lama menjadi eksportir gas alam cair. Meskipun penggunaan gas domestik akan meningkat, Indonesia tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Berdasarkan data The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), Badan PBB untuk menilai ilmu terkait perubahan iklim, gas alam hanya menghasilkan 469 gram karbon dioksida per kilowatt jam (kWh). Angka emisi itu lebih rendah dibandingkan batu bara yang mencapai 1.001 gram karbon dioksida per kWh dan minyak bumi sebesar 840 gram karbon dioksida per kWh.

“Kami memiliki hubungan yang baik dengan para buyer. Hubungan baik tersebut kami jaga dengan memenuhi komitmen pasokan gas untuk ekspor,” kata Dwi.

Indonesia telah menargetkan produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030. Khusus untuk gas, pada tahun 2030 Indonesia akan meningkatkan produksi dua kali lipat dari saat ini, yang berada di level 6 BSCFD.

ADIPEC 2022 yang diadakan mulai 31 Oktober sampai 3 November 2022 dihadiri oleh para pembuat kebijakan dan pengambil keputusan di bidang energi, inovator dan perusahaan energi di seluruh dunia. Sebanyak pavilion 28 negara, 2.200 perusahaan termasuk di antaranya 54 perusahaan migas nasional dan internasional, serta 150.000 profesional bidang energi ambil bagian dalam forum tersebut.

Indonesia kembali berpartisipasi di forum ADIPEC yang diwakili oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas.

Indonesia Pavilion menghadirkan sembilan perusahaan penunjang industri migas dalam negeri binaan Pertamina yang dinilai mampu menghasilkan produk dan layanan dengan kualitas standar internasional.

Sebanyak sembilan industri lokal tersebut terdiri dari Pertamina Patra Niaga, Starborn Chemical, Fajar Benua Grup, Molden Patra Sejahtera, Teknologi Rekayasa Katup, Daeshin Flange Fitting Industri, Krakatau Steel, Citra Tubindo Tbk, Bukit Baja Nusantara.

Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas Erwin Suryadi selaku Ketua Tim Indonesia Pavilion ADIPEC 2022 mengatakan selama dua hari pertama eksibisi pihaknya mendatangi stan perusahaan-perusahaan eksplorasi dan produksi migas dunia, seperti British Petroleum, ENI, dan Mubadala guna memperkenalkan sembilan pabrikan dalam negeri tersebut.

“Selain itu, dalam rangkaian acara di Indonesia Pavilion, masing-masing perwakilan dari pabrikan dalam negeri mengisi sesi presentasi yang dihadiri para peserta forum. Ini menjadi kesempatan baik untuk memperkenalkan produk dan layanan yang mereka miliki di hadapan audiens ADIPEC,” kata Erwin.

Sejauh ini, lanjutnya, Indonesia Pavilion tercatat sudah dikunjungi oleh 4.395 peserta eksibisi.

Direktur Utama Citra Tubindo Fajar Wahyudi mengatakan bergabung dalam Indonesia Pavilion mempermudah sekaligus memperkuat posisi perusahaan untuk memperkenalkan produk sekaligus menjalin jaringan bisnis baru terhadap pelaku industri berskala internasional.

Sementara itu, Chief Strategic Officer Fajar Benua Indopack Pande Kadek Yuda Bakti menyampaikan bahwa keterlibatan perusahaannya di Indonesia Pavilion ADIPEC 2022 memberikan peluang baru yang menjanjikan.

“Bahkan ada beberapa pihak yang sudah berbicara serius untuk bekerjasama di Arab Saudi,” ucapnya.

Baca juga: Indonesia kenalkan produk lokal industri penunjang migas di Abu Dhabi

Baca juga: Cadangan gas ditemukan di Jawa Timur

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022