Bojonegoro (ANTARA News) - Empat kerangka manusia yang diduga korban peristiwa G-30-S PKI ditemukan di kawasan hutan jati petak 2 di Dusun Kedungdowo Desa Mbancer, Kec. Ngraho, Bojonegoro, Jatim, Sabtu (22/4). Kerangka manusia yang kondisinya sudah hancur tersebut, ditemukan sejumlah pekerja Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Padangan, yang sedang membuat tangga bambu di pohon jati. Kapolsek Ngraho, AKP Susilo TP, mengatakan, empat kerangka manusia tersebut pertama kali ditemukan Topo (30), penduduk Desa Nganti Kec. Ngraho, yang sedang bekerja dengan ke empat rekannya di kawasan hutan jati membuat tangga bambu di kebun bibit jati unggul di KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) Padangan, pada 30 Maret 2006. Dari ketinggian pohon, Topo dengan temannya melihat ada tengkorak kepala yang menyembul dari tanah. Tapi temuan tersebut tidak langsung dilaporkan, dengan alasan mereka masih bekerja dan baru Sabtu (22/4) dilaporkan ke Polsek Ngraho. Berdasarkan pengamatan ANTARA News, dua tengkorak kepala kerangka manusia tersebut masih utuh, tetapi dua tengkorak lainnya sudah hancur. Menurut Susilo, ke empat kerangka manusia tersebut ditemukan dalam satu lubang di kedalaman berkisar satu meter. Diperkirakan, munculnya kerangka manusia tersebut karena daerah tersebut tanahnya semula tinggi lambat laun menurun karena tergerus air hujan. "Kalau melihat banyaknya bagian yang rapuh, kerangka tersebut paling tidak sudah 20 tahun lebih usianya," kata Syamsu Hadi, dokter Puskesmas Ngraho. Menurut dia, untuk memastikan kondisi kerangka manusia tersebut, termasuk mengetahui jenis kelaminnya tetap dibutuhkan penelitian forensik. "Penelitian forensik tetap kita lakukan, meskipun ada laporan warga kalau tengkorak tersebut korban peristiwa G 30 S PKI," kata Kapolres Bojonegoro AKBP Herri Wibowo. Sumiran (68), penduduk Desa Mbancer Kec. Ngraho, menyatakan, warga Desa Mbancer selama ini meyakini di kawasan hutan jati yang sekarang menjadi kebun bibit KPH Padangan tersebut, menjadi buangan orang yang meninggal ketika meletus G 30 S PKI.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006