Panama (ANTARA) - Seorang hakim Panama pada Selasa memanggil dua mantan presiden serta sederet tokoh terkenal lainnya untuk diadili dalam skandal pencucian uang terkait dengan penyelidikan suap Odebrecht, perusahaan konstruksi asal Brazil.

Skandal penyuapan oleh perusahaan tersebut tidak hanya terjadi di Panama, tapi juga merebak di beberapa negara Amerika Latin.

Kantor kejaksaan negara mengatakan seorang hakim telah memanggil 36 orang untuk diadili atas tuduhan pencucian uang, termasuk enam mantan menteri, mantan pejabat, pebisnis dan individu lainnya.

Sidang akan dimulai pada Agustus 2023, katanya.

Baca juga: Menlu Panama tawarkan peluang dagang dan investasi ke pengusaha RI

Ricardo Martinelli, presiden Panama periode 2009-2014, telah dipanggil bersama dengan putranya Ricardo dan Luis, kata kantor itu.

Kedua anak laki-laki Martinelli itu pada Mei dijatuhi hukuman tiga tahun penjara oleh pengadilan AS karena membantu mencuci jutaan dolar dalam pembayaran suap yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi Odebrecht.

Hakim juga memanggil penggantinya dan wakil presiden Martinelli, yaitu Juan Carlos Varela, yang menjabat sebagai presiden hingga 2019.

Namun keduanya membantah melakukan kejahatan. Martinelli berencana mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada 2024.

Seorang juru bicara Martinelli mengatakan kepada Reuters pada Selasa bahwa pemanggilan untuk diadili tersebut melanggar ketentuan hukum yang ditetapkan setelah Martinelli diekstradisi dari Amerika Serikat pada 2018 atas tuduhan spionase. Dia telah dibebaskan dua kali atas tuduhan mata-mata.

Martinelli juga dianggap tidak bersalah dalam kaitannya dengan penyelidikan Odebrecht dan menjadi sasaran serangan untuk kampanye presiden, kata juru bicaranya.

Sementara Varela mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter bahwa dia siap "menghadapi proses yang tidak adil tersebut karena yakin tidak bersalah dan bersih.

Varela dan Martinelli dilarang meninggalkan Panama pada 2020 ketika penyelidikan dimulai.

Martinelli juga menghadapi penyelidikan karena diduga mengalihkan dana publik untuk membeli perusahaan media.

Odebrecht dan perusahaan induknya, Braskem, adalah perusahaan petrokimia terbesar di Brazil dan pada 2016 setuju untuk membayar sebesar 3,5 miliar dolar AS untuk menyelesaikan tuduhan terkait penyuapan yang diajukan oleh pihak AS, Brazil, dan Swiss.

Skandal suap untuk kontrak pekerjaan umum telah menjangkiti negara-negara lain di mana Odebrecht melakukan bisnis, termasuk Peru, Meksiko, Argentina dan Kolombia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Presiden Panama idap penyakit kelainan darah langka
Baca juga: Indonesia-Panama jajaki kerja sama konservasi perairan

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022