Sebagai provinsi dengan populasi ternak, terutama sapi terbesar di Indonesia, Jawa Timur memiliki kasus aktif PMK tertinggi secara nasional.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Suharyanto mengatakan hewan ternak di Provinsi Jawa Timur masuk dalam skala prioritas program pengobatan dan vaksinasi untuk mencegah penyakit mulut dan kuku.

"Tolong kepada pemerintah daerah segera bahu membahu mempercepat penanganan PMK," kata Suharyanto di Jakarta, Rabu malam.

Satgas PMK menekankan kembali pentingnya lima strategi penanganan PMK, mencakup pengobatan, biosecuriti, vaksinasi, testing, dan potong bersyarat.

Ia mengemukakan sebagai provinsi dengan populasi ternak, terutama sapi terbesar di Indonesia, kata dia, Jawa Timur memiliki kasus aktif PMK tertinggi secara nasional.

Suharyanto yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu mengatakan Jawa Timur termasuk daerah dengan tingkat kesembuhan yang relatif rendah.

Persentase kesembuhan kasus konfirmasi PMK di Jawa Timur sebesar 78,57 persen, di bawah Jawa Tengah 81,73 persen dan Jawa Barat 82,87 persen.

Ia meminta agar pengobatan yang dilakukan terhadap hewan ternak dipastikan berlangsung optimal, termasuk ketersediaan obat. Jika stok kurang ia minta segera dilaporkan.

"Pengobatan tidak hanya bergantung pada pengadaan yang dilakukan pemerintah," katanya.

Suharyanto lantas memberikan contoh yang dilakukan di Jawa Barat. Para peternak bisa menggunakan obat-obatan tradisional seperti memberikan campuran citrun makanan, molases, dan air untuk pengobatan di mulut hewan.

Sementara pengobatan kaki dan kuku menggunakan campuran cuka dan air dengan perbandingan 1:2. Ramuan disemprotkan di luka kaki tiga kali sehari.

Usai pengobatan, hewan rentan PMK bisa diberikan pakan singkong yang diparut dan dicampurkan molases.

Ia juga mengingatkan untuk biosekuriti dipastikan kembali pelaksanaannya. Hal ini untuk mencegah adanya penularan virus mengingat Jawa Timur setiap hari masih terjadi penularan.

"Pastikan dan cek peralatan serta perlengkapan untuk biosekuriti masih tersedia atau tidak. Kalau kurang, sekali lagi saya tekankan segera laporkan, kami akan kirim bantuan," katanya.

Di sisi lain, ia juga memuji capaian vaksinasi PMK di Jawa Timur sebagai yang terbaik di Indonesia. "Saya sangat mengapresiasi dan meminta daerah lain mencontoh Jawa Timur untuk vaksinasi hewan rentan PMK," katanya.

Hingga Jumat (4/11), Jawa Timur telah menyuntikkan vaksin PMK sebanyak 1.658.532. Suntikan itu mencapai 80,32 persen dari alokasi vaksin yang telah diberikan pemerintah pusat sebanyak 2.064.985 dosis.

Kasus PMK di Jawa Timur mencapai 180.982 ekor. Dari jumlah itu 154.569 sembuh, 21.445 masih sakit, 2.768 mati, dan 2.200 ekor dipotong.

Sebanyak delapan dari 38 kabupaten/kota dinyatakan tidak ada kasus baru. Mencakup Kota Situbondo, Kota Madiun, Kota Surabaya, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Blitar, dan Kota Batu, demikian Suharyanto.

Baca juga: Kasus aktif nomor 1, Satgas: Perkuat strategi penanganan PMK di Jatim

Baca juga: Khofifah: 635.050 ternak di Jatim sudah divaksinasi PMK

Baca juga: Pemprov Jatim siapkan skema penanganan pasca-PMK

Baca juga: Hewan ternak di 269 kota/kabupaten tertular PMK, terbanyak Jatim

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022