Momentum G20 kami akan jadikan sebagai momentum strategis terukur dan betul-betul kita harus manfaatkan peluang ini dalam rangka meyakinkan investor baik dari dalam maupun luar negeri...
Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum penting untuk bisa meningkatkan kepercayaan investor pada Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi.

"Momentum G20 kami akan jadikan sebagai momentum strategis terukur dan betul-betul kita harus manfaatkan peluang ini dalam rangka meyakinkan investor, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk tetap percaya kepada Indonesia dalam menanamkan modalnya di negara kita," kata Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers "Investasi Terus Tumbuh Topang Pertumbuhan Ekonomi" yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Bahlil menuturkan laju Foreign Direct Investment (FDI)  atau investasi asing langsung yang terus meningkat, begitu pula dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang semakin baik setiap tahunnya terjadi karena kepercayaan luar biasa terhadap Indonesia.

Ia pun menilai kepercayaan tersebut salah satunya juga didukung kepemimpinan Presiden Jokowi yang cemerlang, diantaranya terkait pengendalian COVID-19, pemulihan ekonomi, hingga upaya untuk membangun ekosistem dan stabilitas ekonomi.

Baca juga: Bahlil paparkan 4 tantangan investasi berkelanjutan di Forum TIIMM G20

"Presiden Jokowi menurut saya memimpin negara kita dalam posisi yang on the track dalam konteks mengendalikan pandemi, pemulihan ekonomi, sekaligus mampu melakukan cara di luar kelaziman untuk membangun ekosistem dan stabilitas ekonomi khususnya terkait hilirisasi," kata Bahlil Lahadalia.

Dalam forum G20, lanjutnya, Pemerintah Indonesia akan fokus untuk terus mendorong transformasi ekonomi lewat hilirisasi. Ia menyebut hilirisasi tidak hanya terkait nikel.

Nikel, menurutnya jadi pelajaran besar bagi Indonesia untuk bisa meningkatkan nilai tambah ekspor nasional mengingat hilirisasi nikel telah meningkatkan ekspor nasional dari hanya 3,3 miliar dolar AS pada 2017 menjadi 20,9 miliar dolar AS pada 2021.

"Di 2022, taksiran kami akan mencapai 27 sampai 30 miliar dolar AS," kata Bahlil.

Lebih lanjut ia mengemukakan empat poin yang telah disepakati di tingkat menteri di kelompok kerja perdagangan, investasi dan industri, khususnya sektor investasi, akan masuk dalam pembahasan di tingkat kepala negara nanti.

Keempat poin itu yakni hilirisasi dan penciptaan nilai tambah, kolaborasi dengan pengusaha daerah dan UMKM, pemerataan investasi hingga Bali Compendium.

Baca juga: Mengenal Bali Compendium, jalan RI muluskan kebijakan hilirisasi
Baca juga: Sektor investasi hasilkan Bali Compendium pada G20 TIIMM

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022