Mereka memang bergerak mundur tetapi tidak sebanyak yang akan dilakukan jika itu adalah penarikan penuh atau malah pengiriman kembali pasukan
Kiev (ANTARA) - Otoritas Rusia memerintahkan pasukan mereka mundur dari dekat Kherson, kota strategis Ukraina selatan, sebuah kemunduran besar.

Seorang jenderal AS memperkirakan Rusia telah menderita lebih dari 100.000 tentara tewas atau terluka sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Rabu mengumumkan pasukan Rusia akan mundur dari tepi barat Sungai Dnipro dekat Kherson dan langkah tersebut dinilai bisa menjadi titik balik dalam perang.

Namun penarikan mundur pasukan Rusia tersebut justru disambut oleh Ukraina dengan rasa curiga karena mereka yakin sebagian pasukan Rusia masih tetap bercokol di Kherson dan bala bantuan akan segera dikirim ke wilayah tersebut.

Baca juga: Zelenskyy buka kemungkinan pembicaraan "tulus" dengan Rusia

“Mereka memang bergerak mundur tetapi tidak sebanyak yang akan dilakukan jika itu adalah penarikan penuh atau malah pengiriman kembali pasukan,” kata Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam sebuah video yang diunggah daring pada Rabu malam.

Pasukan Rusia menghancurkan jembatan saat mereka mundur dan merusak jalan, kata Arestovych.

"Untuk saat ini, kami tidak tahu niat mereka - apakah mereka akan berperang dengan kami dan apakah mereka mencoba menguasai kota Kherson? Mereka bergerak sangat lambat," katanya.

Kota Kherson adalah satu-satunya ibu kota di wilayah yang direbut Rusia setelah invasi dan telah menjadi fokus serangan balasan Ukraina. Kota ini merupakan satu-satunya jalur darat ke semenanjung Krimea yang dicaplok Rusia pada 2014 dan muara sungai Dnipro yang membelah Ukraina.

Pejabat Rusia telah mengevakuasi puluhan ribu warga sipil dari Kherson dalam beberapa pekan terakhir.

Analis militer Ukraina Yuri Butusov mengatakan penggunaan sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) yang dipasok oleh AS membuat penyeberangan sungai Dnipro menjadi sangat berbahaya sehingga "Rusia tidak mungkin bertahan di sana".

“Tapi mari kita pastikan. Pasukan Rusia akan memperkuat pertahanan dan dapat melakukan serangan baru. Mereka dapat mempertahankan posisinya di tepi timur untuk sementara waktu,” kata Butusiov dalam sebuah video YouTube.

Korban

Seorang petinggi miliar AS pada Rabu memperkirakan bahwa militer Rusia telah kehilangan lebih dari 100.000 tentara yang tewas atau terluka, dan menambahkan angkatan bersenjata Kiev "mungkin" menderita dengan jumlah korban yang sama. Sebanyak 40.000 warga sipil Ukraina diperkirakan tewas.

Perkiraan tersebut tidak dapat dikonfirmasi secara independen oleh Reuters. Jenderal Mark Milley, yang berbicara kepada Economic Club di New York, tidak mengatakan bagaimana dia menghitung perkiraan tersebut.

Milley mengatakan indikator awal menunjukkan Rusia menindaklanjuti penarikannya dari Kherson. Tapi dia mengingatkan bahwa itu bisa memakan waktu cukup lama untuk menyelesaikannya.

Dalam komentar yang disiarkan televisi, Jenderal Rusia Sergei Surovikin, yang memimpin perang secara keseluruhan, melaporkan kepada Menteri Pertahanan Shoigu bahwa tidak mungkin lagi memasok pasukan ke Kota Kherson.

Dia mengatakan bahwa dia mengusulkan untuk memindahkan garis pertahanan ke tepi timur Sungai Dnipro.

Shoigu mengatakan kepada Surovikin: "Saya setuju dengan kesimpulan dan permintaan Anda. Bagi kami, kehidupan dan kesehatan prajurit Rusia selalu menjadi prioritas. Kami juga harus memperhitungkan ancaman terhadap penduduk sipil.

"Lanjutkan dengan penarikan pasukan dan ambil semua tindakan untuk memastikan pemindahan personel, senjata, dan peralatan yang aman melintasi Sungai Dnipro," katanya.

'Selangkah demi selangkah'

Pasukan Ukraina memperkuat posisi mereka "selangkah demi selangkah" di selatan dan Zelenskyy mengatakan dalam pidato Rabu malam dan memperingatkan bahwa "musuh tidak akan memberikan hadiah kepada kita."

Presiden AS Joe Biden mengatakan perintah Moskow untuk mundur dari Kherson menunjukkan ada "beberapa masalah nyata dengan militer Rusia."

Biden mengatakan dia berharap Partai Demokrat dan Republik dapat melanjutkan pendekatan bipartisan dalam menghadapi agresi Rusia di Ukraina setelah pemilihan paruh waktu Selasa, di mana Partai Demokrat tampil lebih baik dari yang diperkirakan.

Penembakan di selatan

Sebuah pernyataan reguler oleh militer Ukraina pada Rabu tidak membuat pernyataan langsung perihal wilayah Kherson atau ibu kotanya. Pasukan Rusia menembaki lebih dari 25 kota dan desa di front selatan.

Legislator Ukraina David Arakhamia, yang memimpin delegasi Kiev dalam pembicaraan damai di awal invasi Rusia, mengatakan bahwa operasi militer di wilayah Kherson tetap berlangsung.

Dia menggambarkan situasi Rusia dalam kondisi kritis dan berujar, "Cepat atau lambat, mereka akan meninggalkan Kherson, Donetsk, Luhansk dan Sevastopol (di Krimea) atau dihancurkan."

"Tapi Ukraina mungkin menghadapi banyak jebakan di Kherson dan bisa menjadi sasaran serangan artileri Rusia yang lebih intens," katanya.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, berbicara kepada Sky News selama kunjungan ke London, menyambut baik berita tentang Kherson tetapi juga memperingatkan bahwa "Rusia masih dapat menimbulkan banyak kehancuran."

Kirill Stremousov, pejabat nomor dua Moskow yang ada di Kherson, tewas pada Rabu dalam apa yang dikatakan Moskow sebagai kecelakaan mobil dan kondisi tersebut semakin mengacaukan pihak Rusia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pasukan Rusia akan mundur dari tepi barat Sungai Dnieper
Baca juga: Paus Fransiskus kecam penggunaan tentara bayaran di Ukraina

 

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022