Bali (ANTARA) - Ketua Forum Business 20 (B20) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani menjelaskan tantangan dalam upaya dekarbonisasi industri di Tanah Air.

"Tantangannya selama ini perusahaan melihat dari segi profit. (Dekarbonisasi) Bicara pendanaan, maka insentifnya apa," kata Shinta dalam sesi wawancara khusus dengan ANTARA, di sela acara Indonesia Net Zero Summit 2022: Industrial Decarbonization At All Cost di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Dia menyampaikan bahwa insentif dapat diberikan kepada industri atas upaya melakukan dekarbonisasi, salah satu contohnya pemberian pendanaan khusus dari perbankan bagi industri tersebut.

"Jadi perlu awareness dulu. Karena banyak perusahaan tidak tahu bagaimana melakukannya," jelasnya.

Intinya kata dia, bagaimana caranya industri bisa melihat secara komersial bahwa dekarbonisasi itu menghasilkan efisiensi dan sebagainya, meskipun harus mengeluarkan dana.

"Itu tantangan yang harus kita sadari bahwa financing is a big effort. Dan yang paling penting adalah mindset mengapa (dekarbonisasi) ini menjadi sesuatu yang harus dilakukan," ujarnya.

Dia mengemukakan perlu adanya komitmen pemerintah dalam membuat kebijakan, untuk menjawab hal tersebut.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia itu menyatakan KADIN Indonesia juga terus membantu pemerintah melalui upaya membuka kemitraan dengan perusahaan asing agar dapat dipertemukan dengan perusahaan Indonesia dalam hal teknologi untuk dekarbonisasi.

Dekarbonisasi industri sendiri diperlukan untuk mendukung target net zero emissions tahun 2060 yang dicanangkan pemerintah.


Baca juga: B20 dorong swasta dan lembaga keuangan inisiasi dekarbonisasi industri

Baca juga: KADIN selenggarakan Net Zero Summit 2022 bahas dekarbonisasi industri



 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022