Jakarta (ANTARA) - Platform layanan kesehatan ginjal yang mengintegrasikan antara pasien, dokter spesialis, klinik dan rumah sakit penyedia layanan dialisis bertransformasi menjadi KlikQu.

KlikQu merupakan platform telemedisin yang mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.

Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Founder-KlikQu Astry Tri Astuti menjelaskan, KlikQu dibentuk untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan masyarakat akan penyakit kronis.

Baca juga: Dokter tekankan pentingnya jaga kepercayaan pasien telemedisin

"Sebagaimana diketahui, penyakit kronis tidak menular merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan di dunia," kata Astry dalam keterangannya pada Selasa.

Penyakit kronis tidak menular diantaranya adalah gagal jantung, hipertensi, ginjal kronis, sampai dengan diabetes. Beberapa pakar menjelaskan bahwa penyakit kronis adalah the next pandemic, pandemi selanjutnya.

"Kami mendekatkan layanan kesehatan ini untuk dijangkau secara baik dan cepat untuk masyarakat. Tidak hanya akses saja tapi kami sadar bahwa informasi kesehatan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat secara promotif dan preventif sehingga masyarakat memiliki kesadaran akan kesehatannya," kata Astry.

Menurut Astry, angka seseorang yang terkena penyakit kronis setiap tahunnya terus meningkat. Oleh karenanya, KlikQu menawarkan sebuah platform one stop medical solution dimana di dalamnya, masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan kesehatan yang dikehendaki. Mulai dari rumah sakit baik pemerintah maupun swasta terdekat dari lokasi, lab-lab kesehatan, produk kesehatan, dan portal edukasi.

Sebelumnya KlikQu merupakan transformasi dari platform kesehatan klikdialisis.com, yang membantu menjembatani akses pelayanan kesehatan dan informasi penyakit ginjal kronis.

Dengan sistem reservasi daring, platfrom KlikQu memungkinkan para pasien untuk mendapatkan akses layanan kesehatan dimana saja dan kapan saja.

Hal ini menjadi jawaban bahwa pasien penyakit kronis sedianya membutuhkan pengecekan secara regular dan rutin.

"Dengan kemudahan ini maka harapan dan kualitas hidup yang lebih baik bisa tercapai," kata Astry.

Akses kesehatan yang didapatkan seperti reservasi daring dialisis untuk pasien ginjal kronis. Juga reservasi pemeriksaan lab bagi kesehatan jantung, hipertensi, hingga diabetes.

Soal harga, Astry menjelaskan, para pasien tidak perlu khawatir. Secara konsep KlikQu akan menjadi jembatan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Jika pasien tersebut memiliki kartu BPJS Kesehatan dan dibiayai oleh pemerintah maka pasien dapat menggunakannya.

"Sementara jika akses kesehatan tidak tercover maka harga yang harus dibayarkan sesuai dengan tarif pelayanan rumah sakit," ujarnya.

Tidak hanya kemudahan dalam hal harga, KlikQu juga akan memangkas lebih dari 60 persen proses administrasi yang harus dilakukan oleh pasien jika datang langsung ke rumah sakit. Artinya, pasien tidak perlu lagi datang lebih dini untuk mengambil nomor antrean dan menunggunya di rumah sakit lagi.

"Berbicara soal platform kita berbicara soal ekosistem. Ini mengubah kebiasaan dan akhirnya masyarakat yang enggan memprioritaskan kesehatan karena mungkin dia harus pergi jauh membuang waktu menjadi sadar akan pentingnya kesehatan. Kita ciptakan platform kesehatan yang mengakomodir kesulitan ini," kata Astry.

Dengan hadirnya KlikQu, pihaknya berharap tidak hanya para pasien yang terbantu tetapi—lebih dari itu masyarakat yang masih sehat juga dapat terbantu dan menciptakan ekosistem baru dimana kepedulian terhadap kesehatan diri adalah sebuah keharusan demi kualitas hidup yang maksimal.

KlikQu saat ini sedang dalam tahap peluncuran di Playstore. Pengguna bisa mengunduh aplikasi tersebut minggu ini.

Baca juga: Juru bicara: Galakkan lagi tes COVID-19 cegah sub varian XBB meluas

Baca juga: Zoom bantu wujudkan layanan kesehatan digital yang terdesentralisasi

Baca juga: Pentingnya transformasi teknologi untuk pemerataan akses kesehatan

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022