Barcelona (ANTARA News) - Pelatih Barcelona, Frank Rijkaard, mengakui bahwa ia sudah tidak sabar lagi menunggu partai final Liga Champions Eropa menghadapi Arsenal di Stade de France, Paris, pada 17 Mei mendatang. Hasil imbang 0-0 menghadapi tim tamu AC Milan di Nou Camp Kamis dinihari sudah cukup bagi Barca untuk melangkah ke final karena pada pertemuan pertama minggu lalu unggul 1-0 di kandang lawan. Rijkard pun tidak lupa memuji penampilan para pemainnya yang bertekad untuk mengulangi sukses pernah diraih pada 1992 lalu. "Saya sangat gembira dengan tim yang telah melaksanakan tugas dengan sangat baik dalam dua kali pertandingan. Kami tentu ingin mencetak gol di hadapan pendukung kami, tapi kami gagal karena lawan yang kami hadapi sangat tangguh," kata Rijkaard, seperti dilansir AFP. "Milan adalah tim hebat dan mempunyai mental kuat, saya gembira karena tim saya terus bertempur sampai menit-menit terakhir dan tidak pernah memberi kesempatan kepada lawan untuk bangkit," katanya. Kebiasaan Rijkaard berbicara diplomatis membuatnya terkesan untuk menahan diri agar tidak terlalu gembar-gembor seputar partai final menghadapi Arsenal. Rijkaard kemudian memuji pelatih Arsene Wenger, serta perjuangan mereka untuk melaju sampai ke final. "Saya kira Arsenal telah memperlihatkan hasil luar biasa musim ini. Mereka adalah tim tangguh yang dipenuh pemain muda dan mereka pantas tampil di final. Artinya mereka akan tampil lebih serius dan akan menjadi lawan tangguh bagi kami," katanya. "Banyak yang menempatkan kami sebagai unggulan, tapi saya tidak setuju. Partai final selalu unik dan sebenarnya tidak ada tim yang lebih difavoritkan," katanya merendah. Ia menambahkan: "Saya tidak setuju bila dikatakan bahwa kami saling berhadapan sebagai kemenangan bagi sepakbola. Itu artinya tidak menghargai tim lain yang juga telah berjuang mencapai final." Ancelotti frustrasi Pelatih AC Milan, Carlo Ancelotti tampak agak frustasi saat menghadapi Barcelona karena beberapa kali para pemainnya gagal mencetak gol meski mendapat banyak peluang. Ancelotti belum sepenuhnya lepas dari bayang-bayang trauma pertandingan final tahun lalu di Istanbul ketika gagal mempertahankan keunggulan 3-0 dan akhirnya kalah dari Liverpool melalui adu penalti. Meski kecewa dengan keputusan wasit Markus Merck dari Jerman yang menganulir gol Andriy Shevchenko, Ancelotti secara jujur mengakui kualitas Barcelona. "Barcelona adalah tim tangguh dan mereka pantas tampil di partai final," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006