kita pernah pengiriman ke Aceh sampai Papua
Bandung (ANTARA) -
Simulator kendaraan roda empat buatan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Kota Bandung, Jawa Barat, sudah berhasil dipasarkan ke Vietnam.
 
"Alhamdulillah produk anak didik kami, berupa simulator kendaraan roda empat sudah dipasarkan ke Vietnam. Bukan hanya satu jenis, melainkan ada beberapa jenis simulator kendaraan roda empat yang diproduksi lantas dikirim ke negara di ASEAN tersebut," kata Kepala Teknis Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) SMKN 6 Kota Bandung, Agus Surahmat, di Bandung, Minggu.
 
Agus menuturkan, proyek tersebut didapat dari pesanan salah satu mitra industri SMKN 6 Kota Bandung yaitu PT Pudak.
 
Kerja sama antara PT Pudak dengan Vietnam membuat SMKN yang berada di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah VII Jawa Barat ini lantas mendapatkan pesanan simulator.
 
"PT Pudak yang punya proyek dan tender, hanya kita mengerjakan. Mereka memasarkannya ke Vietnam," kata Agus.

Baca juga: Kemendikbudristek : Produk lulusan SMK penuhi kebutuhan dalam negeri
 
Menurut Agus, produk simulator yang dihasilkan siswa siswi jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif itu sudah dikenal di seantero negeri menyusul banyaknya pesanan simulator dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.
 
Perlu diketahui, Melalui BLUD dan model pembelajaran Teaching Factory (TEFA), produk-produk yang dibuat para peserta didik sebagai proses belajar pun bisa dipasarkan ke masyarakat. Sebab, sistem BLUD bakal memudahkan untuk melakukan kerja sama dengan dunia industri.
 
Selain Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, jurusan yang terdapat di SMKN 6 Kota Bandung sendiri yakni Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB), Teknik Audio Video, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Pemesinan, dan Teknik Pengelasan.
 
Di tempat yang sama, Kepala TEFA Simulator Engine SMKN 6 Kota Bandung, Naek Baho mengatakan, SMKN 6 Kota Bandung membuat berbagai macam simulator sejak 22 tahun silam atau tahun 2000.
 
Simulator yang diproduksi siswa/i SMKN Kota 6 Bandung itu di antaranya simulator power window, simulator kelistrikan body, hingga simulator engine stand. Simulator engine stand juga terdapat banyak macamnya dan semuanya diproduksi di SMKN 6 Kota Bandung.

Baca juga: Mendes PDTT minta BUMDes tingkatkan sinergi dengan SMK
 
Naek mengungkapkan awal mula SMKN 6 Kota Bandung memproduksi simulator. Menurutnya, gagasan tersebut berawal dari kebutuhan guru-guru SMKN 6 Bandung untuk mendukung pembelajaran.
 
Kemudian pihaknya berkreasi dengan menciptakan alat agar siswa lebih mengerti dan memahami pembelajaran hingga terciptalah berbagai simulator.
 
"Kalau lama produksi tergantung dari jenis. Misalnya kalau engine stand, mulai dari pembuatan stand-nya, pabrikasi stand, kemudian pengamplasan, pengecatan, sampai jadi, sampai mesinnya kita tempatkan di tempat itu, kurang lebih satu sampai dua minggu," lanjutnya.
 
Seiring berjalannya waktu, lanjut Naek, produk simulator SMKN 6 Kota Bandung mulai dilirik dan pesanan datang dari berbagai sekolah. Padahal, tambah Naek, simulator tersebut awalnya hanya dibutuhkan untuk bahan ajar di sekolahnya.
 
"Kita pernah pengiriman ke Aceh sampai Papua. Di Sumatera itu ke Aceh ke Dumai, Muara Enim, Lampung, itu sudah. Jawa Barat sudah lumayan banyak sampai Indramayu, Kuningan, Cirebon, sudah dikenal kita di Jawa Barat," kata Naek
 
Dia menambahkan, simulator yang dibuat di SMKN 6 Kota Bandung bukan hanya simulator kendaraan roda empat saja, melainkan juga roda dua seperti simulator injeksi PGM FI.
 
Naek meyakini, simulator yang diproduksi SMKN 6 Kota Bandung bisa terus berlanjut seiring perkembangan teknologi.

Oleh karena itu potensi pengembangan BLUD di SMKN 6 Kota Bandung, khususnya untuk produk simulator masih sangat besar.
 
"Dulu ada kepala sekolah yang menanyakan apakah bisa langgeng. Saya katakan ini akan langgeng terus karena teknologi pun cenderung berkembang. Dulu konvensional, datang yang baru. Hybrid sekarang sudah mulai ditinggalkan masuk ke electric vehicle. Jadi selalu berkembang," katanya.
 

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022