Manajer timnas Jerman Hansi Flick dan manajer timnas Jepang Hajime Moriyasu (ANTARA/Juns)


Skenario pertandingan

Hansi Flick akan berusaha mendorong timnya mencetak gol secepat mungkin dan sebaliknya mencegah Jepang berpikir untuk menyerang mereka, apalagi Jepang selalu tampil menekan dalam semangat tinggi.

Untuk itu formasi rapat di barisan depan menjadi jaminan Jerman untuk memenuhi keinginan Flick itu. Di sini, posisi tiga gelandang yang mengawal seorang ujung tombak menjadi keniscayaan.

Untuk itu Flick akan memasang dua pemain sayap plus satu gelandang serang guna memasok bola kepada Thomas Mueller yang kemungkinan ditempatkan sebagai ujung tombak tunggal itu. Sedangkan Serge Gnabry dan Leroy Sane menjadi dua penyerang sayap penyokong Thomas Mueller yang akan ditopang oleh gelandang muda Jamal Musiala.

Sedangkan Joshua Kimmich dan Leon Goretzka menjadi poros permainan Jerman di lini tengah yang bertugas menghambat manuver Jepang dan sekaligus merancang serangan dari tengah. Mereka juga menjadi pihak pertama yang melindungi lini pertahanan.

Di sepertiga pertama area Jerman ini, duo Niklas Suele - Antonio Rudiger akan menjadi benteng pertama sebelum Jepang bisa mengganggu kiper kawakan Manuel Neuer. Kedua bek tengah sendiri akan dilindungi dari kedua sayap oleh bek kanan Thilo Kehrer dan bek kiri David Raum.

Sementara Jepang akan kembali meminta veteran mereka, Maya Yoshida memimpin lini pertahanan bersama bek Arsenal Takehiro Tomiyasu, guna menjadi dua orang yang akan berusaha selalu di depan kiper Shuici Gonda.

Baca juga: Fokus lawan Jerman, pemain Jepang sementara lupakan pertemanan di klub

Kedua sisi pertahanan akan diisi oleh Hiroki Sakai dan Yuto Nagatomo. Kedua bek sayap ini bakal turut naik membangun serangan ketika serangan Jepang terpaksa harus mengandalkan dari sayap, apalagi kehadiran Joshua Kimmich dan Leon Goretzka bisa membuat Jepang kesulitan melancarkan ofensif dari tengah.

Sama dengan Jerman, Jepang juga akan menaruh dua gelandang tengah pada diri Hidemasa Morita dan Gaku Shibasaki. Sedangkan gelandang serang Daichi Kamada akan berada tepat di tengah antara dua sayap Junya Ito dan Takefusa Kubo yang akan bahu membahu bersama Takumi Minamino membentuk trisula yang bisa merusak konsentrasi bermain Jerman.

Adu taktik yang sama ini bakal membuat laga dua negara yang dulu bersekutu dalam Perang Dunia Kedua tersebut sangat asyik untuk ditonton, apalagi Jepang selalu tampil atraktif dan bersemangat yang bisa mendorong Jerman bermain menyerang yang enak ditonton.


Statistik penting kedua tim

Jerman dan Jepang sudah dua kali bertemu dalam laga persahabatan. Jerman menang 3-0 di Yokohama pada 2004, sedangkan yang kedua berakhir seri 2-2 di Leverkusen dalam pemanasan Piala Dunia 2006.

Ini adalah Piala Dunia yang ke-20 untuk Jerman dan raksasa sepak bola dunia ini sudah empat kali menjadi juara dunia, masing-masing pada 1954 setelah menundukkan favorit juara Hungaria, pada 1974, lalu 1990 dan terakhir di Brazil pada 2014.

Sejak 1998 Jepang sudah enam edisi berturut-turut tak pernah absen dalam putaran final Piala Dunia. Mereka sudah tiga kali mencapai 16 besar.

Dalam Piala Dunia 2018 di Rusia, Jerman tak biasanya angkat koper lebih awal pada babak grup setelah ditekuk Meksiko dan Korea Selatan yang membuat mereka menjadi juru kunci grup.

Jepang kalah 2-3 melawan Belgia dalam babak 16 besar Piala Dunia Rusia empat tahun silam setelah sempat memimpin dengan dua gol, dan tersingkir gara-gara gol menit tambahan yang disarangkan Belgia.

Baca juga: Profil dan peta kekuatan Grup E Piala Dunia 2022
Baca juga: Jepang tidak gentar hadapi Jerman meski wakil Asia lainnya terpuruk

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022