kita harus berkolaborasi
Jakarta (ANTARA) - BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero) mematenkan hasil-hasil inovasi sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing global dalam produksi vaksin sehingga tercapai kemandirian vaksin.

"Inovasi-inovasi dari pegawai Bio Farma pun sudah ada beberapa yang dipatenkan oleh lembaga-lembaga sertifikasi paten," kata Rahman Roestan, Direktur operasi PT Bio Farma dalam diskusi bertajuk "Paten dan Pelindungan Inovasi di Indonesia" beberapa hari lalu.

Ada 13 proses yang sudah didaftarkan. Satu masuk (fase) pelayanan teknis, lima sudah mendapatkan paten dan sisanya dalam pemeriksaan substansif.

Bio Farma, melalui siaran pers pada Rabu, mengutamakan ide-ide dari internal perusahaan yang sifatnya bottom up.

Unit-unit kerja diberikan keleluasaan untuk mengajukan ide inovasi sekecil apapun yang nantinya akan diverifikasi oleh PT Bio Farma.

"Perusahaan akan memberikan apresiasi kepada pemenang," kata Rahman.

Ada tiga kategori ide dan inovasi yang diapresiasi oleh PT Bio Farma kepada pegawai yang memiliki ide inovasi dengan standar bisa memberikan keuntungan terhadap perusahaan baik berupa efisiensi atau pendapatan.

Kategori pertama adalah inisiatif. Dalam kategori ini perusahaan mendapatkan keuntungan berupa efisiensi dan pendapatan yang paling minimal.

Kedua adalah kategori kreatif. Dalam ketegori ini, ide yang dimanfaatkan memiliki potensi keuntungan terhadap perusahaan baik berupa efisiensi atau pendapatan menengah dan kategori terakhir adalah invensi. Dalam kategori ini biasanya sudah berupa penemuan baru yang orisinil dengan potensi memberikan keuntungan kepada perusahaan dengan nilai yang tinggi. Tentunya apresiasi yang diberikan kepada pemilik ide pun akan tinggi pula.

"Kami mendorong karyawan agar berani memberikan ide yang meyakinkan, ide yang memberikan penghematan atau tambahan revenue untuk perusahaan.Bukan hanya inovasi produk tapi inovasi dalam proses administrasi juga," tuturnya.

Tidak hanya inovasi dari internal saja, Bio Farma juga membangun kolaborasi dengan pihak luar seperti seperti universitas dan lembaga riset dalam negeri lainnya. Rahman mengatakan, pihaknya ke depan juga akan berkolaborasi dengan universitas luar negeri untuk mencari inovasi lainnya terutama dalam bidang bio teknologi dan vaksin.

"Untuk mendapatkan inovasi dan produksi vaksin di tengah pendaftaran paten, kita harus berkolaborasi, mengikuti update serta memiliki kemandirian riset," katanya.

Rahman menambahkan, salah satu kolaborasi yang sukses dilakukan PT Bio Farma dengan pihak luar adalah dalam rangka pengembangan dan produksi vaksin COVID-19 Indovac yang berbasis Subunit Protein Rekombinan.

Dalam perjalanannya, pengembangan produksi vaksin Indovac, Bio Farma bekerjasama dengan lembaga-lembaga seperti Kementerian Kesehatan, Badan Litbangkes, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eijkman dan Baylor College of Medicine.

Bahkan dalam jangka panjang menengah proses pengembangan dan produksi vaksin Indovac, Bio Farma menjalin kerjasama dalam rangka mengakuisisi teknologi baru dalam produksi vaksin dengan WHO dan CEPI serta kolaborator internasional lainnya.

Produksi vaksin Indovac menurut Rahman merupakan bentuk kemandirian Indonesia dalam penyediaan vaksin COVID-19.

Baca juga: Bio Farma kembangkan marketplace Medbiz

Baca juga: Rayakan HKN, Bio Farma terima kunjungan 250 nakes teladan

Baca juga: Biofarma manfaatkan momentun G20 untuk kolaborasi internasional

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022