Jakarta (ANTARA) - Ketua Komite Tetap Ekonomi Kreatif dan Digital Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Ricky Pesik mengatakan program Indonesiana Film merupakan cara untuk memperkenalkan model pembuatan dan pembiayaan film yang baik kepada pemerintah daerah.

"Indonesiana Film ini jadi vehicle untuk memperkenalkan ekosistem model pembuatan dan pembiayaan film kepada daerah-daerah. Walaupun tidak mudah, ini jadi vehicle yang tepat," katanya dalam konferensi pers Project Market Indonesiana Film 2022 di Jakarta, Jumat.

Sebagai informasi, Indonesiana Film merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meningkatkan kualitas sineas dalam mengangkat narasi yang sarat nilai lokal ke dalam medium film.

Menurut Ricky, Indonesiana Film menghapuskan kebiasaan masa lalu di mana pemerintah daerah kerap mengintervensi proses produksi film.

Baca juga: 9 proyek dari lokakarya Indonesiana Film 2022 pikat calon investor

Baca juga: Kemendikbudristek berkomitmen fasilitasi karya sineas Indonesia


"Indonesiana Film ini mengintervensi kebiasaan dulu pemerintah daerah yang mengintervensi pembuatan film. Jadi kita ingat film-film daerah dulu dimodali pemerintah daerah, tapi anaknya jadi pemain, ceritanya jadi begitu-begini, dan ini bukan model cara bikin film yang baik dan tepat," ujarnya.

Ketua Bidang Festival dan Penyelenggara Kegiatan Badan Perfilman Indonesia Vivian Idris menambahkan, Indonesiana Film menuntut pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan daerahnya dan ikut andil dalam pendanaan produksi film yang akan dilakukan di daerahnya.

"Yang istimewa dari Indonesiana Film ini kan proyek-proyeknya berusaha mengangkat cerita-cerita asli dari berbagai daerah di Indonesia sehingga mau tidak mau kita harus berinteraksi dengan pemda dan memaksa pemda melihat lagi daerahnya," kata Vivian.

Meskipun Indonesiana Film diinisiasi oleh pemerintah melalui Kemendikbudristek, Vivian mengatakan para sineas juga tetap diberikan kebebasan untuk berkolaborasi dan berinteraksi dengan berbagai pihak sebagai investor, sponsor, maupun sumber pembiayaan lainnya.

Selain itu, kata dia, Indonesiana Film juga mempraktekkan produksi film yang tepat tanpa intervensi dalam bentuk apapun mulai dari proses kreatif, produksi, hingga pasca produksi.

"Sampai saat ini semua teratasi dengan aman, kami pelaku film yang ikut program ini juga ikut berusaha meletakkan dasar-dasar itu bahwa tidak boleh ada intervensi dari kreatif dan lainnya, karena kita ingin proyek di Indonesiana Film benar-benar diproduksi layaknya film lain dan bisa bersaing di pasar tanpa beban apa-apa," pungkas Vivian.

Baca juga: Festival film berperan dalam literasi dan apresiasi sinema

Baca juga: Kemendikbudristek: Film media belajar tepat soal perbedaan budaya

 

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022