Jakarta (ANTARA) - Ketua II Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia (PDPAI) DR dr Evy Yunihastuti, Sp.PD mengingatkan orang dengan HIV (ODHIV) segera memulai pengobatan dan jangan putus pengobatan agar dapat menjalani kehidupan yang sehat dan produktif.

“Rekomendasi untuk orang dengan HIV, yang pertama segera mulai pengobatan (ARV),” kata Evy dalam bincang melalui Instagram diikuti secara virtual di Jakarta, Kamis.

Evy mengatakan Pemerintah Indonesia sudah memiliki program terapi antiretroviral (ARV) sejak 2004 yang dapat diakses secara gratis bagi ODHIV. Dia mengingatkan di periode lampau obat tersebut masih mahal dan ODHIV yang sudah masuk fase AIDS memiliki angka harapan hidup yang kecil.

Baca juga: Dokter: ODHIV boleh lakukan vaksinasi COVID-19

Dengan kemudahan akses terapi ARV saat ini, Evy mengatakan sudah banyak ODHIV yang bisa menjalani kehidupan yang sehat dan produktif dengan rutin mengonsumsi obat ARV.

“Virusnya bisa tidak terdeteksi dan kekebalan tubuhnya dipulihkan karena masih minum ARV. Jadi sudah banyak teman-teman ODHIV kita yang minum obat bertahun-tahun dan sekarang masih sehat-sehat saja,” ujar dia.

Selain bertujuan untuk menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah hingga tidak terdeteksi, Evy mengatakan terapi ARV juga bertujuan untuk mencegah penularan kepada orang lain.

“Kalau makin banyak orang dengan HIV yang virusnya tidak terdeteksi, maka kita bisa berharap kasus HIV akan turun, itu yang namanya treatment as prevention,” tutur dia.

Baca juga: Dinkes Denpasar: Stigma bagi ODHIV bisa berdampak putus pengobatan ARV

Selain tetap menjalankan terapi ARV, Evy mengingatkan ODHIV juga melakukan pengobatan pada infeksi oportunistik yang diderita dengan baik dan selalu mengikuti anjuran dari dokter.

Sementara bagi ODHIV yang belum menderita infeksi oportunistik, maka dianjurkan untuk tetap melakukan pencegahan terhadap berbagai penyakit infeksi seperti melakukan vaksinasi COVID-19 untuk mencegah gejala berat jika terinfeksi virus COVID-19 atau melakukan pencegahan TPT (Terapi Pencegahan TBC).

“Kalau sudah ada infeksi, kita obati. Kalau belum ada infeksi kita lakukan pencegahan,” kata Evy.

Selain itu, yang tak kalah penting adalah ODHIV disarankan untuk tetap menjalankan gaya hidup yang sehat seperti menjaga berat badan ideal serta menghindari konsumsi rokok sehingga terhindar dari kemungkinan penyakit-penyakit yang lain.

Baca juga: IPPI: Kemenkes harus menilik lebih dalam rendahnya pengobatan ODHIV

“Cukup banyak (ODHIV) yang masih merokok. Sebenarnya perlu disadari. Rokok walaupun tidak kena (langsung ke HIV), juga bisa kena kanker, bisa bikin penyakit jantung lebih tinggi risikonya. Jadi jangan memberikan double burden-lah. sudah HIV-nya ditambah merokok, nanti lebih tinggi kemungkinan kena penyakit-penyakit yang lain,” kata Evy.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022